(AMS, reportase)
JUJUR, saya sangat miris ketika mengetahui Indonesia adalah negeri yang subur dengan pertanian dan perkebunannya, malah selama ini untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat di negeri ini ternyata masih bergantung pada negara luar.
Sehingga saya menilai, bahwa upaya pemerintah dalam menyukseskan program swasembada pangan hingga kini masih sering diakhiri dengan kata “PAYAH”. Strategi-strategi yang dijalankan dengan menggunakan anggaran yang tak sedikit, boleh dikata masih “mandul”. Karena hingga saat ini pun Indonesia ternyata masih belum bisa lepas dari “ketergantungan” impor terhadap kebutuhan pokok di dalam negeri.
Bahkan yang amat menyedihkan, sebagian besar komoditas ternyata masih dipasok dari negara luar, meski sebenarnya tak sulit mendapatkannya dari petani lokal, seperti kelapa, singkong, jagung, kopi dan lain sebagainya.
Seperti yang dilansir oleh bisnis liputan6, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), berikut ini adalah 28 komoditas pangan yang biasa dikonsumsi sehari-hari ternyata masih DIIMPOR DARI NEGARA LUAR, kurun Januari sampai medio April 2013 :
1. BERAS
Nilai impor sampai April : US$ 90,07 juta
Volume impor sampai April : 167,51 juta Kg
Negara asal: Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Amerika Serikat, dan lainnya.
2. JAGUNG
Nilai impor sampai April : US$ 275,8 juta
Volume impor sampai April : 897,35 juta Kg
Negara asal : India, Brasil, Paraguay, Argentina, Amerika Serikat
3. KEDELAI
Nilai impor sampai April : US$ 312,9 juta
Volume impor sampai April : 502,02 juta Kg
Negara asal : Amerika Serikat, Malaysia, Argentina, Ukraina, Kanada dan lainnya
4. BIJI GANDUM
Nilai impor sampai April : US$ 771,43 juta
Volume impor sampai April : 2 miliar Kg
Negara asal : Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya.
5. TEPUNG TERIGU
Nilai impor sampai April : US$ 28,22 juta
Volume impor sampai April : 62,2 juta Kg
Negara asal : Srilangka, India, Ukraina, Turki, Vietnam dan lainnya.
6. GULA PASIR
Nilai impor sampai April : US$ 15,5 juta
Volume impor sampai April : 25,9 juta Kg
Negara asal : Thailand, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan lainnya.
7. GULA TEBU
Nilai impor sampai April : US$ 500,4 juta
Volume impor sampai April : 930,8 juta Kg
Negara asal : Thailand, Brasil, Australia.
8. DAGING SEJENIS LEMBU
Nilai impor sampai April : US$ 46,2 juta
Volume impor sampai April : 9,9 juta kg
Negara asal : Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Singapura
9. JENIS LEMBU
Nilai impor sampai April : US$ 53,76 juta
Volume impor sampai April : 18,34 juta Kg
Negara asal : Australia
10. DAGING AYAM
Nilai impor sampai April : US$ 72,24 ribu
Volume impor sampai April : 26,27 ribu Kg
Negara asal : Malaysia
11. MENTEGA
Nilai impor sampai April : US$ 24,42 juta
Volume impor sampai April : 5,9 juta Kg
Negara asal : Selandia Baru, Belgia, Australia, Perancis, Belanda dan lainnya
12. MINYAK GORENG
Nilai impor sampai April : US$ 27,03 juta
Volume impor sampai April : 30,58 juta Kg
Negara asal : India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat
13. SUSU
Nilai impor sampai April : US$ 226,8 juta
Volume impor sampai April : 64,21 juta Kg
Negara asal : Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Filipina
14. BAWANG MERAH
Nilai impor sampai April : US$ 12,73 juta
Volume impor sampai April : 26,98 juta Kg
Negara asal : Vietnam, Thailand, India, Filipina dan Myanmar
15. BAWANG PUTIH
Nilai impor sampai April : US$ 75,35 juta
Volume impor sampai April : 108,56 juta Kg
Negara asal : China dan India
16. KELAPA
Nilai impor sampai April : US$ 290,9 ribu
Volume impor sampai April : 326,5 ribu Kg
Negara asal : Thailand, Singapura, Filipina dan Vietnam
17. KELAPA SAWIT
Nilai impor sampai April : US$ 1,74 juta
Volume impor sampai April : 3,24 juta Kg
Negara asal : Malaysia, Papua Nugini dan Kepulauan Virgin
18. LADA
Nilai impor sampai April : US$ 1,98 juta
Volume impor sampai April : 131,69 ribu Kg
Negara asal : Vietnam, Malaysia, Belanda, Singapura.
19. TEH
Nilai impor sampai April : US$ 11,26 juta
Volume impor sampai April : 7,91 juta Kg
Negara asal : Vietnam, India, Kenya, Iran, Srilangka
20. CENGKEH
Nilai impor sampai April : US$ 1,43 juta
Volume impor sampai April : 143,9 ribu Kg
Negara asal : Madagaskar, Mauritius
21. KAKAO
Nilai impor sampai April : US$ 19,45 juta
Volume impor sampai April : 7,52 juta Kg
Negara asal : Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Malaysia dan Kamerun
22. CABE KERING
Nilai impor sampai April : US$ 5,91 juta
Volume impor sampai April : 4,93 juta Kg
Negara asal : India, China, Thailand, Korea Selatan dan Spanyol
23. CABE AWETAN
Nilai impor sampai April : US$ 789, 7 ribu
Volume impor sampai April : 805,7 ribu Kg
Negara asal : Thailand dan China
24.TEMBAKAU
Nilai impor sampai April : US$ 180,33 juta
Volume impor sampai April : 37,5 juta Kg
Negara asal : China, Turki, Brasil, Filipina dan India
25. UBI KAYU
Nilai impor sampai April : US$ 29,53 ribu
Volume impor sampai April : 101,6 ribu juta Kg
Negara asal : Vietnam
26. KENTANG
Nilai impor sampai April : US$ 12,9 juta
Volume impor sampai April : 19,71 juta Kg
Negara asal : Australia, Kanada, China dan Inggris.
27. KOPI
Nilai impor sampai April : US$ 19,46 juta
Volume impor sampai April : 8,41 juta Kg
Negara asal : Vietnam, Brasil, Italia dan Amerika Serikat dan lainnya.
28. GARAM
Nilai impor sampai April : US$ 30,44 juta
Volume impor sampai April : 665,3 juta Kg
Negara asal : Australia, India, Jerman, Selandia Baru, Singapura.
Kemudian setelah saya mengunjungi langsung website BPS, di sana terlihat data bahwa hingga Juni 2013, nilai impor semua kebutuhan pokok seperti tersebut di atas sudah mencapai US$.15.636.019.963. Angka ini menunjukkan nilai yang telah “disumbang” oleh Indonesia buat kemajuan negara luar itu.
Menyikapi hal ini, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menyebutkan, penguasaan impor produk pangan oleh pengusaha besar tertentu telah menimbulkan sistem kartel yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Akibatnya, rakyat Indonesia harus membayar bahan kebutuhan pokok bisa sampai 100 persen lebih mahal.
Rizal Ramli pun menyayangkan pemerintah kurang all out dan kurang tajam menindaki masalah ini, yang seolah-olah kartel ini bukan masalah yang membebani rakyat. Dan pemerintah jika serius dengan program swasembada pangan, maka lakukan langkah-langkah yang berbobot, seperti berdayakan petani dan nelayan sebagai ujung tombak kebutuhan pangan di negeri ini!