Friday 10 June 2016

Menko Rizal Ramli: Kejayaan Maritim di Abad 21 ini Harus Kembali di Tangan RI


(AMS, Artikel)
PRESIDEN Jokowi sesungguhnya memiliki keseriusan serta tekad yang sangat besar untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara Maritim yang kuat dan tangguh di dunia.

Keseriusan serta tekad Presiden Jokowi tersebut, setidaknya dapat dilihat dari “Visi-Misi serta Program Aksi” Presiden Jokowi yang menempatkan pembangunan Maritim “di posisi teratas” sebagai salah satu jalan Perubahan untuk Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian. Yakni tertuang dalam penjabaran Trisakti dan Nawacita.

Dalam penjabaran Trisakti diuraikan pada poin 3 (tiga), yaitu: “Kepribadian dalam kebudayaan diwujudkan melalui pembangunan karakter dan kegotong-royongan yang berdasar pada realitas kebhinekaan dan KEMARITIMAN sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan implementasi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia masa depan”.

Sedangkan dalam Nawacita, soal maritim, dituang pada poin pertama yakni: “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan MEMPERKUAT JATI DIRI sebagai negara MARITIM”.

Wednesday 8 June 2016

Menko Darmin Mandul? Ibu-ibu Lesu dan Stres!


(AMS, Artikel)
PRESIDEN Jokowi sekitar 10 bulan silam pernah “berjanji”, bahwa ekonomi di negeri ini mulai bulan September, Oktober dan Nopember 2015 akan meningkat tajam dan melesat bagai roket.

“Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas Nopember (2015) itu bisa begini (sambil memperlihatkan tangan menunjuk ke atas),” kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).

Sayangnya, Darmin Nasution yang diberi tugas dan tanggungjawab sebagai Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian hingga kini juga masih dinilai mandul, --alias belum mampu memperlihatkan “kejantanannya” (kemampuannya) dalam membantu melahirkan dan mewujudkan “janji” Presiden Jokowi tersebut.

Bahkan, boleh dikata kondisi ekonomi saat ini sepertinya kian parah.  Di mana persendian ekonomi di negeri ini terasa semakin sangat sulit digerakkan, seakan ingin lumpuh. Juga, denyutan nadi ekonomi terasa sangat lemah, seakan sulit memompa alirannya ke seluruh “organ” di negeri ini. Akibatnya, bagai tubuh manusia, kondisi ekonomi kita saat ini pun semakin tak sehat.

Sunday 5 June 2016

Karena Pernah Menyelamatkan PLN, Makanya Rizal Ramli Paham Ada Apa “di Balik” Proyek 35 GW Sekarang


(AMS, Artikel)
MARI kita menengok sosok Rizal Ramli saat menjabat Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian pada era Presiden Gus Dur. Kala itu, sebagai Menko Perekonomian, Rizal Ramli (RR) benar-benar menjalani kesibukan yang sangat padat serta melelahkan, dan tentunya penuh dengan tekanan dari segala penjuru.

Putaran waktu 24 jam sehari terasa tak cukup baginya, namun Rizal Ramli tak pernah mengeluh, bahkan Sabtu dan Minggu pun harus dimanfaatkan bersama stafnya untuk menuntaskan masalah demi masalah yang melilit di negeri ini.

Bagaima tidak, Rizal Ramli sangat menyadari tanggungjawabnya kepada Bangsa Indonesia yang kondisinya belum juga pulih setelah dihantam krisis ekonomi 1997/1998. Daya beli merosot lantaran rakyat kecil kian sulit menjangkau barang-barang kebutuhan pokoknya.

Dan Rizal Ramli merasa bertanggungjawab agar dapat mengatasi berbagai problem ekonomi yang sangat pelik, yang menuntut proses pengambilan keputusan yang cepat, tepat, dan efektif. Dan itulah yang dilakukan oleh Rizal Ramli, meski harus berhadapan dengan berbagai ancaman serta teror dari pihak-pihak (sebut saja para mafia) yang berlawanan dengannya.