DUHAI... istriku yang kucintai, Gamar Alhasni,
aku memang telah mengusirmu, tetapi bukan berarti
sebagai istri engkau benar-benar harus pergi. Aku mengusirmu, sebab engkau yang
sering murka kepada anak-anak ketika keluar rumah tanpa izin, tetapi malah itu
terjadi padamu.
Yaa... di petang itu,
engkau pergi (keluar) rumah hingga usai Magrib
tanpa sepengetahuanku, padahal dirimu tahu aku suamimu belum tidur juga belum
makan, karena sedang bekerja dari gelap hingga gelap berikutnya di dalam rumah
kita.
Bahkan di saat kalian tertidur dan ngorok
bergelimang mimpi, mungkin juga dengan liur, aku malah harus memeras mata,
otak, dan keringatku untuk menyusun huruf demi huruf sebagai penulis pejuang, semua itu bukan hanya untuk kita, tetapi untuk
kebaikan bangsa ini jua.