Wednesday 27 January 2016

Soal Blok Masela, Sudirman Said Cs “Nyatakan Perang” dengan Orang Maluku?


(AMS, Artikel)
SUNGGUH, Ibu Pertiwi hingga saat ini sangat bangga terhadap seorang anak bangsa bernama Kapitan Pattimura yang dulu begitu amat tegas melawan dan mengusir para penjajah dari Maluku. Sebab memang benar-benar luar biasa dengan Maluku ini, yakni sebuah  “negeri” subur yang di miliki oleh Indonesia itu.

Buktinya, sejak zaman penjajahan Portugis, --pun hingga saat ini, Maluku ternyata selalu saja menjadi salah satu daerah “idaman dan incaran” utama oleh negara-negara asing untuk dapat dikuasai.

Dulu, pada sekitar abad 16, negara-negara kolonialis harus angkat senjata untuk menguasai Maluku karena sebagai pusat tanaman penghasil rempah-rempah, yakni komoditas yang setara emas kala itu.

Tapi kini, Maluku nampaknya kembali ingin dikuasai oleh negara asing. Kali ini bukan rempah-rempahnya, tetapi limpahan gas yang terkandung di perut bumi Maluku, tepatnya di kawasan Kepulauan Masela-Maluku Barat Daya, atau kini di sebut Blok Masela.

Monday 25 January 2016

Dukung BOP, Profesor Ekologi ini Usul Pariwisata Raja Ampat Diprioritaskan Karena Bisa Ungguli Maladewa


(AMS, Artikel)
MENTERI Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, bersama Menteri Pariwisata, Arief Yahya, saat ini sedang menggodok sebuah terobosan jitu bernama Badan Otorita Pariwisata (BOP), yang prosesnya kini telah berada pada tahap finalisasi di tangan Presiden dalam bentuk Keppres.

Selanjutnya, Badan Otorita Pariwisata inilah kemudian yang secara khusus dan fokus bertugas memaksimalkan dan mengoptimalkan pengelolaan di sektor pariwisata dengan menitik-beratkan pada upaya peningkatan kawasan destinasi.

"Supaya manajemennya efektif harus ada yang namanya one single destination one single management. Setiap tujuan wisata manajemennya satu. Dibentuk otoritas," tutur Rizal Ramli.

Wednesday 20 January 2016

Indonesia Rontok Jika “Bom” Ini Meledak, Presiden Jokowi Sebaiknya Segera Tunjuk Rizal Ramli Sebagai “Penjinaknya”



(AMS, Artikel)
MASYARAKAT Indonesia baru saja digemparkan dengan aksi teror bom di Jalan Thamrin- Jakarta yang dilakukan oleh kelompok teroris yang diduga berafiliasi dengan ISIS. Sesaat kemudian, Presiden Jokowi pun langsung mengajak kepada rakyat Indonesia agar tidak takut dan kalah oleh aksi teror seperti itu.

Sayangnya, ajakan Presiden Jokowi tersebut nampaknya tidak akan berlaku pada kemunculan “bom” yang satu ini. Sebab, bom ini justru langsung “dirakit” oleh pemerintah sendiri. Yakni, sebuah “bom waktu” yang telah siap “meledak”, yaitu Utang Luar Negeri (ULN) yang terus menggunung.

Dan pada situasi seperti ini, musisi Ahmad Dhani turut berkicau dalam akun twitter-nya @AHMADDHANIPRAST : “Kita memang tdk perlu takut Teroris...yg kita perlu takutkan adalah Nasib Bangsa ini....”

Kicauan pemilik “Republik Cinta” ini setidaknya menjurus tentang Utang Luar Negeri jika sudah sangat banyak, tentulah akan membuat nasib bangsa ini semakin terpuruk, saat ini dan juga untuk di masa mendatang.

Monday 18 January 2016

Pengpeng Lebih Berbahaya Daripada Teroris?


(AMS, Artikel)
PENGPENG adalah penguasa (pejabat) sekaligus pengusaha (pedagang). Dan meski istilah ini pertama kali dilontarkan oleh Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumberdaya, Rizal Ramli, tetapi sebetulnya “karakter” ganda ini sudah lama menjadi  “monster” bagi rakyat karena memiliki “nafsu” yang sangat besar dalam mengejar kepentingan pribadi atau kelompoknya saja.

Misalnya, “melahap” anggaran negara secara monopoli melalui proyek-proyek atau dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berbau “komersial”, juga “memperjual-belikan”  atau menyerahkan pengelolaan kekayaan alam negeri kepada asing untuk mendapatkan keuntungan bisnis sebesar-besarnya bagi perusahaan keluarga atau kelompoknya, dan lain sebagainya, adalah hal-hal yang sangat gampang dilakukan oleh seorang pengusaha (pedagang) yang bertahta di atas kursi kekuasaan.

Contohnya, di era Orde Baru keluarga (anak-anak, saudara, dan kerabat) Soeharto sangat leluasa mengendalikan (menguasai) dan mengatur-atur proyek-proyek yang dibiayai oleh negara. Mereka (keluarga Cendana) begitu mudahnya mengendalikan dan menjalankan banyak bisnis demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Friday 15 January 2016

Kami Tak Takut Teror, Kami Cuma Takut Kontrak Freeport Diperpanjang


(AMS, Artikel)
JANGANKAN ISIS, berhadapan dengan aksi teror dari kelompok teroris neraka yang paling kejam  sekali pun, nyali kami (rakyat Indonesia) tidak akan pernah  ciut. Sebab, rakyat Indonesia aslinya memang adalah rakyat yang memiliki nyali yang super-high.

Artinya, “kualitas” nyali rakyat Indonesia ini memang sejak dari dulu telah teruji, takkan menyerah dan pantang mundur ke belakang dari segala bentuk serangan dan tekanan dari kelompok teroris atau para penjajah mana pun.

Buktinya, para penjajah yang pernah menjajah di negeri ini, hingga kini masih saja sangat bingung: bagaimana mungkin ledakan granat dan dentuman mortir dari kendaraan lapis baja bisa ditembus oleh pejuang Indonesia hanya dengan bambu runcing? Makanya, meski dengan berabad-abad, para penjajah tetap saja tak mampu menaklukkan nyali rakyat Indonesia.

Wednesday 13 January 2016

Mengharukan, Gus Dur yang Berprestasi Tidak KKN dan Bukan Pengpeng Tapi Dipecat. Sekarang Pengpeng Malah Leluasa Bagai “Monster”


(AMS, Artikel)
SEBETULNYA dulu Indonesia sudah nampak mulai bangkit. Jantung dan nadi perubahan serta otot-otot Reformasi sesungguhnya telah berhasil didenyutkan dan digerakkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Kala itu, pola keseriusan dan ketegasan Presiden Gus Dur dalam upaya kebangkitan dan  perubahan di negeri ini sangatlah sederhana, yakni hanya dengan ungkapan ringan namun amat “mematikan”, yakni “Gitu aja kok repot”. Dan ungkapan “sakti” inilah yang kerap terlontar dari mulut Presiden Gus Dur.

Kedengarannya memang santai, namun makna ungkapan itu sangat tajam dan bernyali. Sebab ungkapan itu tidaklah dilontarkan begitu saja secara asal-asal, melainkan terlontar dari hasil proses pikiran dan hati nurani yang paling matang serta mendalam sebagai seorang pemimpin bagi seluruh umat.

Saturday 9 January 2016

Selain Berterima Kasih Kepada Presiden Jokowi, Rakyat Juga Tak Protes dengan Semua Kepretan Rizal Ramli


(AMS, Artikel)
PADA dasarnya, semua yang dikepret saat ini oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli bukanlah masalah baru, melainkan “penyakit lama” yang tak pernah hentinya menyiksa bangsa dan negara ini.

Jadi sangat keliru jika ada segelintir orang yang menuding bahwa kepretan Rizal Ramli hanya memunculkan masalah baru.

Justru dalam hal ini, jurus Rajawali ngepret sesungguhnya adalah merupakan gerakan positif yang sangat hebat dan langka namun mulia, sebab dilakukan oleh seorang pejabat negara.

Sebab biasanya, seorang kritikus atau sosok pergerakan jika telah bergabung masuk ke dalam lingkungan pemerintahan sebagai pejabat negara, maka ia sudah duduk manis menikmati fasilitas yang serba mewah.

Thursday 7 January 2016

Pola Komunikasi Rizal Ramli Memang Tak Sehat Bagi Yang Tak Ingin Sehat


(AMS, Opini)
BEBERAPA pengamat beserta segelintir pihak saat ini nampaknya merasa “pegal” menyaksikan sepak-terjang Rizal Ramli. Mereka memandang Rizal Ramli telah melakukan kegaduhan di tubuh kabinet, sehingga membuat para menteri (juga Wapres) kini saling serang.

Pandangan seperti ini nampaknya sengaja dimunculkan dan diarahkan secara negatif agar pihak-pihak lainnya juga dapat ikut menilai buruk sosok Rizal Ramli.

Tetapi sayangnya, publik sangat paham, bahwa justru dengan saling serang tersebut maka akan terlihat dengan sendirinya mana menteri yang benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat, dan juga akan ketahuan mana menteri (pejabat negara) yang berani menyerang hanya demi membela kepentingan kelompok sang “majikan”.