Wednesday 31 December 2014

Tuntaskan SKL-BLBI: Rizal Ramli Siap Bantu, Tinggal Tunggu Nyali Abraham


SEBAGAI salah satu pihak  yang sangat dibutuhkan keterangannya seputar kasus dugaan penyimpangan Surat Keterangan Lunas (SKL) terkait Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Rizal Ramli tentu saja selalu antusias memenuhi undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pada kunjungan pertamanya ke Kantor KPK, Kamis (11/4/2013) silam, Rizal Ramli bahkan tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Meski masih sangat dipadati dengan kesibukan sosial sebagai tokoh pergerakan perubahan, Rizal Ramli samasekali tak menampakkan rona letih di wajahnya. Ia bahkan terus melempar senyuman lebar.

Saturday 27 December 2014

Menyedihkan, Faisal Basri Terkena “Wabah” Stockholm Syndrome?


FAISAL Basri adalah sosok yang dikenal sebagai mantan aktivis pemberani. Mahfud MD bahkan menyebutnya sebagai sosok lurus dan prorakyat. Tetapi “titel” itu rasa-rasanya sudah harus dilepaskan dari diri Faisal Basri.

Sebab, sejak ia diangkat oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) alias Tim Pemberantas Mafia Migas pada Minggu (16/11/2014), Faisal Basri tiba-tiba berubah “wujud”.

“Bahasa Diplomasi” Jokowi-JK Menjengkelkan


(AMS, Opini)
DALAM mengomentari dan menanggapi suatu masalah di depan publik, Jokowi seringkali melontarkan pernyataan yang dinilai cukup menjengkelkan.

Di antaranya, “Saya itu tidak pernah menaikkan harga BBM. Saya (cuma) mengalihkan subsidi. Itu jelas sekali beda, jadi mahasiswa itu salah sasaran demo saya karena menaikkan harga BBM,” tutur Jokowi saat memberikan kuliah umum di Balai Senat UGM, Selasa (9/12/2014).

Friday 19 December 2014

Rizal Ramli Minta Pemerintah Bicara Jujur Soal Kondisi Fundamental Ekonomi Indonesia Saat ini


(AMS, Opini)
DALAM seminggu terakhir, stamina Rupiah melemas. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (16 Desember 2014) bahkan nyaris menyentuh level Rp.13.000 per Dolar AS.

Dan dalam kondisi rupiah yang sangat memprihatinkan seperti itu, pemerintah malah mengatakan fundamental ekonomi masih baik (sehat).

Padahal, menurut Dr. Rizal Ramli, nilai tukar Rupiah yang terus melemah dalam beberapa hari terakhir ini adalah akibat dari kurang sehatnya (tidak baiknya) fundamental ekonomi kita.

Dapat digambarkan secara sederhana, bahwa manusia bisa sakit karena lingkungannya kurang sehat. Begitu pun Rupiah sakit karena fundamental ekonomi kita kurang sehat.

Thursday 18 December 2014

Rizal Ramli Ingatkan Rini Jangan Pandang Bangsa Lain Lebih Hebat


(AMS, Opini)
SATU lagi kebijakan dari Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN), Rini Soemarno, yang mengundang kontroversi.

Yakni, ia dengan penuh percaya diri berencana merekrut orang asing untuk didudukkan sebagai direksi (atau bos) di lingkungan BUMN.

Alasan Rini, perusahaan BUMN membutuhkan seorang ahli untuk memimpin perusahaan BUMN, untuk menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015.

Dulu Soekarno Mengusir Penjajah, Sekarang Jokowi “Mengundang” untuk Dijajah


(AMS, Opini)
DULU, para pejuang pergerakan kemerdekaan dan para pahlawan nasional, yakni orangtua dan nenek-nenek moyang kita, berjuang dengan gigih mempertaruhkan jiwa dan raga demi mengusir penjajah dari muka bumi Ibu Pertiwi.

Mereka dengan semangat berapi-api tanpa pamrih, bangkit dan maju melawan para kolonialis juga imperialis yang telah lama menguasai, menyedot dan melahap seluruh kekayaan alam kita.

Meski darah dan nyawa yang harus jadi taruhannya, para pejuang kita tidaklah menuntut dan mengharap apa-apa selain “Merdeka atau Mati”. Dan itulah prinsip serta tekad yang tidak bisa ditawar-tawar sedikitpun, yang penting, para penjajah harus segera angkat kaki dari negeri tercinta ini, Indonesia. Sebab, bangsa Indonesia ingin mengatur dan membangun negaranya sendiri tanpa “bacok” dan pelecok dari kaum imperialis negara asing.

Monday 15 December 2014

Jokowi-JK Pasangan Presiden “Amatiran”, Pembohong “Profesional”? Ingatlah Tuhan!


CIRI orang yang munafik ada tiga, yakni: 1. Apabila berbicara, ia bohong; 2. Apabila berjanji, ia mengingkarinya; dan 3. Apabila diberi kepercayaan, ia berbuat khianat atau tidak amanah” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.)

------------------ 


KETIGA ciri orang munafik yang disebutkan dalam hadits tersebut sepertinya sangat mendekati pada diri Jokowi, juga Jusuf Kalla (JK).

Kedua orang ini yang “katanya” sebagai pasangan presiden pilihan rakyat itu, akhir-akhir ini justru dinilai makin pintar berbohong, dan makin pandai ingkar janji, sehingga makin sulit dipercaya. Dan apabila kebiasaan buruk tersebut terus dilakukan oleh kedua pemimpin ini, maka KIH bisa dipastikan berubah nama menjadi “Koalisi Indonesia Hancur”.

Thursday 11 December 2014

Tugas Jokowi Selanjutnya, Mempresidenkan JK?


(AMS, Opini)
JABATAN tinggi bagi Jokowi sepertinya tidaklah terlalu penting untuk “diseriusi” secara normatif. Begitu pun dengan masa pengabdiannya sebagai pemimpin terpilih yang diberi amanah dari rakyat, adalah sepertinya tidaklah terlalu perlu untuk dituntaskan.

Dulu sebagai Walikota Solo, Jokowi memang sempat menghabiskan 1 periode. Namum setelah terpilih kembali pada periode berikutnya, Jokowi justru sepertinya lebih tertarik menjalankan sebuah “misi politik”, yakni menjadikan wakilnya naik ke tingkat lebih tinggi sebagai pemimpin utama.

Sunday 7 December 2014

Doa di Pagi Hari Mencari Rezeki yang Halal


Ya Allah ya Rabb, ampuni kami yang selama ini banyak tertipu kemilau dunia.

Letakkan harta di tangan kami, bukan di hati kami. Bantu kami menjadikan dunia sebagai tempat berbuat kebaikan dan bersyukur, bukan sebagai tempat berbuat kerusakan dan hina. 

Untuk itu, bimbinglah kami agar tidak diperbudak oleh kemilau dunia yang bisa membutakan hati dan iman serta ketaqwaan kami terhadapMU. Amin..

Friday 5 December 2014

Keberpihakan Sudah Salah Arah, Rizal Ramli Ajak Jokowi Kembali ke Trisakti


(AMS, Opini)
RAKYAT lebih tertarik memilih Jokowi pada Pilpres 2014 kemarin bukan karena Jokowi bagai dewa yang hebat dan super-power.

Dengan jujur harus disadari dan diakui, bahwa Jokowi bisa menjadi pilihan karena selain mampu tampil ndeso dan lugu, kemenangan Jokowi juga boleh dikata adalah sebagai akibat kejenuhan rakyat yang telah lama mengendap terhadap karakter kepemimpinan yang diperagan SBY selama dua periode.

Artinya, rakyat sesungguhnya telah jenuh dan lelah selama 10 tahun di bawah kepemimpinan presiden SBY yang punya karakter yang nampak tampan, perkasa dan berwibawa, namun wajah ekonomi bangsa Indonesia di ujung pemerintahannya tidak setampan, seperkasa dan tidak sewibawa sebagaimana yang diharapkan. Atau dengan kata lain, kemenangan Jokowi “diuntungkan” oleh adanya kejenuhan rakyat terhadap kepemimpinan SBY.

Belum Kerja, Jokowi Sudah Main Kurangi Subsidi. Siapa yang Pemalas?

(AMS, opini)
PADA Pilpres 2014 kemarin, calon pasangan presiden Jokowi-JK benar-benar telah berhasil menjual tampang yang terlihat kerakyatan dengan 1001 macam janji-janji yang sangat pro-rakyat. Tetapi setelah terpilih, Jokowi-JK malah menjalankan kebijakan neoliberalisme yang utuh. Bahkan saat ini pemerintah cenderung menyalahkan dan menuduh rakyat macam-macam.

Menteri ESDM, misalnya. Ia menggambarkan, bahwa rakyat selama ini menjadi malas karena terlalu diberi kesenangan dan kenyamanan melalui subsidi BBM. Olehnya itu, katanya, pemerintah Jokowi-JK ingin mengeluarkan rakyat dari zona nyaman tersebut.