Sunday, 22 September 2013

Rizal Ramli: Mobil Murah Dahsyat Jika Made in Indonesia

(AMS, opini)
PRO-KONTRA seputar kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) telah mengundang banyak perhatian dari berbagai pihak. Ada yang sekadar berkomentar, ada pula yang coba mengajukan saran untuk solusi terhadap kebijakan LCGC tersebut.


Adalah Ekonom senior Dr Rizal Ramli yang termasuk setuju dengan kebijakan LCGC itu. Rizal Ramli pun memberikan saran sekaligus penegasan yang mengarah kepada kepentingan kemajuan ekonomi Indonesia di Asia. Yakni, ia setuju, asalkan berbasis mobil nasional atau buatan dalam negeri.

Menurut Rizal Ramli, kalau sekadar mobil murah (bukan mobil nasional), apalagi kalau hanya untuk gaya-gayaan, dirinya tidak setuju. “Sebab, Indonesia hanya akan terus menjadi pasar (produsen mobil asing). Kalau mobil nasional murah (made in Indonesia), saya setuju,” ujar Rizal Ramli.

Pandangan dan pencerahan tersebut diungkapkan Rizal Ramli yang juga pernah menjabat Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan era Presiden Abdurrahman Wahid itu sesaat setelah memberikan kuliah umum berjudul: “Membangun Perekonomian di Era Asia”, di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula). Di hadiri 1000-an mahasiswa baru Unissula, Semarang, Sabtu (21/9/2013). Seperti yang dilansir rimanews.com.

Dijelaskannya, dengan kebijakan mobil NASIONAL murah, maka sebagian besar komponennya harus dibuat di Indonesia. Dan ini, katanya, akan menimbulkan konsekuensi, yakni pemasok komponen mobil dari luar negeri harus direlokasi ke Indonesia.

Rizal Ramli mengungkapkan, akan sangat  dahsyat ketika LCGC seluruh komponennya dibuat di Indonesia, karena ‘cost’ yang dibutuhkan tentu semakin murah. “Selain akan membuka kesempatan lapangan pekerjaan, maka tentu ‘cost’-nya akan lebih murah apabila diproduksi di Indonesia dibandingkan ketika masih diproduksi di Jepang atau di negara-negara lain,” kata Rizal Ramli via seluler.

Rizal Ramli mengaku akan menjadi orang nomor satu yang akan menolak kebijakan LCGC itu jika ternyata komponen yang digunakan masih banyak disokong oleh produsen asing. Sebab itu, katanya, sangat bisa mengakibatkan defisit transaksi berjalan yang sangat besar lagi.

Sehingga itu, menurut Rizal Ramli yang juga selaku Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARuP) ini, mestinya pemerintah saatnya merespon positif kehadiran mobil nasional murah saat ini. Sebab dengan mobil nasional yang murah made in Indonesia, itu bisa dipastikan bisa membuat rakyat Indonesia bangga karena setelah berpuluh tahun akhirnya bisa memproduksi mobil dalam negeri dengan harga murah.

Rizal Ramli yang dinobatkan sebagai Capres 2014 paling ideal ini mencontohkan, bahwa Malaysia bisa mengembangkan mobil nasionalnya sejak 10-15 tahun lalu ketika pasar mobil di dalam negerinya mencapai 100.000unit. Begitu pun dengan Korea sejak 20 tahun lalu saat pasar dalam negerinya juga mencapai 100.000 unit. Sekarang, katanya, mobil nasional Malaysia dan Korea malahan sudah menembus pasar Indonesia. Lalu LCGC made in Indonesia kapan…???