(AMS, Artikel)
SELAMA ini kegiatan
impor garam dengan sistem kuota hanya membuat ekonomi petani garam sulit
berkembang dan bahkan kerap merugi. Sedangkan pihak yang banyak menikmati
keuntungan dari sistem kuota ini adalah para pengusaha pengimpor garam.
Kondisi ini kemudian
diperparah dengan adanya sejumlah “begal”, seperti yang diungkap oleh Menko
Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli, yang menarik keuntungan dari kuota
impor garam yang diberikan pemerintah selama ini. Rizal Ramli bahkan
mengidentikan para begal tersebut seperti predator.
Bukan cuma itu, persaingan
usaha yang lebih kompetitif di antara para importir garam tidak bisa dibangun
secara sehat, sebab sistem kuota selama ini hanya dikuasai oleh sejumlah
importir atau beberapa pengusaha garam kuota yang kerap berprilaku curang.