Thursday 19 May 2016

Generasi di Dunia Pendidikan Jadi “Edan”, Anies Baswedan hanya “Bermanis” Kata


(AMS, Artikel)
JOKO Widodo (Jokowi) sesungguhnya adalah seorang presiden yang sangat memimpikan terwujudnya perubahan positif yang besar di negeri ini. Buktinya, ia sejak awal telah memilih dan bertekad untuk menjalankan “Revolusi Mental”, terutama di lingkungan pemerintahan dan juga di dunia pendidikan.

Sayangnya, sampai hari ini mimpi Presiden Jokowi tersebut masih sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Lihat saja, di lingkungan pemerintahan hingga hari inipun masih saja terlihat adanya sebagian besar pejabat yang bermental “raja”, bermental “bisnis”, dan bermental “manis kata”.

Disebut bermental “raja” karena sebagian besar pejabat negara saat ini masih bertindak seolah-olah sebagai raja yang harus mendapat pelayanan penuh dari negara dan rakyat.

Disebut bermental “bisnis”, karena saat ini masih saja ada pejabat yang memanfaatkan jabatannya sebagai kesempatan untuk  membesarkan bisnisnya demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dari negara.

Sedangkan disebut bermental “manis kata”, karena masih saja ada pejabat negara yang saat ini tahu dengan banyaknya situasi dan kondisi buruk yang bermunculan dalam ruang lingkup tugasnya namun hanya pandai “bermanis” kata, --dulu dikenal dengan istilah “ABS: Asal Bapak Senang”.

Friday 6 May 2016

Rizal Ramli Gebrak Meja, Sebuah Perlawanan Kepada Para “Bandit”


(AMS, Artikel)
PADA artikel saya sebelumnya, berjudul: “Virus yang Melumpuhkan Demokrasi dan Bangsa itu Bernama Pengpeng (Penguasa-Pengusaha)”, --terdapat pandangan seorang pemenang nobel ekonomi, Mancur Olson, yang menekankan pandangannya, bahwa satu faktor utama penyebab kehancuran suatu bangsa adalah karena adanya gangguan koalisi pengusaha yang berkolusi dengan penguasa dalam sistem kelembagaan negara.

Cukup sederhana untuk memahami pandangan Mancur Olson tersebut. Yakni, bahwa proses kehancuran suatu bangsa itu akan sangat diwarnai dengan situasi munculnya banyak kebijakan yang seolah-olah adalah untuk kepentingan bangsa, namun sebetulnya kebijakan-kebijakan yang muncul dari hasil koalisi pengusaha yang berkolusi dengan penguasa tersebut lebih memberi keuntungan besar kepada pengusaha dan penguasa itu sendiri. Dan situasi seperti inilah yang sedang terjadi di negeri kita saat ini.

Dan pada artikel kali ini, saya akan menarik satu pandangan lagi dari Mancur Olson yang akan menghubungkan “situasi lain” yang juga sedang terjadi di negeri kita saat ini.

Yakni, ketika rezim Orde Baru berhasil diruntuhkan, seluruh rakyat Indonesia pun percaya bahwa wajah demokrasi dan kedaulatan rakyat yang diemban oleh era Reformasi akan dapat berjalan mulus dan sehat. Namun nyatanya, sangat aneh dan mengherankan hal itu tidaklah terjadi.