(AMS, reportase)
DENGAN kondisi ekonomi yang tak menentu seperti saat ini, membuat bangsa makin terhimpit, terutama rakyat miskin. Sehingga itu pemerintah perlu didesak agar segera mengambil tindakan cepat dan tepat untuk mengatasi nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.
Ekonom senior, DR. Rizal Ramli tak hanya melakukan kritik terhadap pemerintah yang kenyataannya memang sangat terlambat mengambil tindakan-tindakan terhadap masalah ini.
Menurutnya, agar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa kembali ke level yang secara psikologi aman, maka pemerintah disarankan melakukan kontrol terhadap aliran modal.
“Kalau berani, lakukan parcial capital control seperti yang dilakukan Mahatir Muhammad di Malaysia pada waktu krisis 1998. Aliran modal keluar dikontrol,” ujar ekonom senior DR Rizal Ramli di Jakarta, Rabu malam (28/8).
Selain itu, lanjut mantan Menko Perekonomian ini, agar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa kembali ke level yang secara psikologi aman, maka pemerintah perlu membuat kebijakan yang lebih agresif untuk mengurangi impor.
Apabila hal ini, katanya, dilakukan maka defisit transaksi berjalan atau current account deficit bisa berkurang setengahnya menjadi minus 5 Miliar Dolar AS dari yang ada saat ini sebesar minus 9,8 Miliar Dolar AS.
Tidak lupa, lanjut penasehat ekonomi PBB ini, yang juga penting dilakukan adalah menerapkan pembatasan impor produk pangan melalui sistem tarif.
Disebutkannya, saat ini rakyat kecil selalu menjadi korban. Mereka tidak tahu apa-apa tetapi harus menanggung kenaikan harga pangan akibat melemahnya nilai tukar rupiah karena sistem kuota yang selama ini ditempuh menyediakan ruang bagi kartel pangan.
Sebaliknya, menurut Rizal Ramli, dengan sistem tarif, kartel di sektor pangan bisa dihapuskan sehingga harga pangan pun malah turun dan bukannya naik dengan dolar. Di lain sisi, katanya, produksi pangan dalam negeri hendaknya harus ditingkatkan.
“Saya tidak paham ada pemimpin yang mendapat (gelar) doktor dalam bidang pertanian tapi pertanian kita hancur, budget untuk sektor pertanian berkurang,” lontar Rizal Ramli seraya menegaskan pentingnya memasukkan eksport revenue ke dalam sistem perbankan.