Thursday 12 February 2015

Adu Jotos, Seorang Jokowers Tersungkur Menyerah


(AMS, Reportase)
DIDUGA lantaran berdebat soal MoU Proton dan kinerja Presiden Jokowi via media sosial, Twitter, dua pria  @Panca66 dan @Redinparis akhirnya janjian bertemu secara langsung untuk menyelesaikan perdebatan tersebut dengan cara adu jotos.

Nampaknya Panca adalah seorang penentang media-media pemuja Jokowi melalui pemberitaan secara berlebih-lebihan sejak kampanye dulu hingga saat ini. Sementara Redinparis adalah seorang Jokowers.

Waktu dan tempat sebagai arena duel pun disepakati, yakni  di halaman Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu malam (11/2/2015) sekitar pukul 19.00 WIB.

Monday 9 February 2015

Pandangan Soal Proton dan Pengalaman Rizal Ramli Tangani Industri Pesawat Terbang Indonesia


(AMS, Reportase)
PROTON sebagai produsen mobil nasional made in Malaysia kini resmi “dirangkul” oleh Pemerintah Indonesia untuk bekerjasama dalam memproduksi mobil nasional (mobnas) Indonesia.

Dalam kunjungan kerjanya di negeri Jiran itu, Presiden RI Joko Widodo didampingi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, menyaksikan langsung AM Hendropriyono selaku CEO PT Adiperkasa Citra Lestari melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Proton Malaysia, di Kuala Lumpur, Jumat (6/2/2015).

Dari situ, Presiden Jokowi pun mendapat kritik dan protes dari berbagai kalangan. Pasalnya, terlepas dengan masalah Malaysia yang kerap membuat “ulah” dan memandang “rendah” Indonesia, Proton memang dinilai bukanlah pilihan tepat untuk membangkitkan semangat dan jiwa industri otomotif di tanah air.

Sunday 8 February 2015

Pelengseran di Depan Mata, Jokowi Harus Pilih: Ibu Mega atau Ibu Pertiwi?


(AMS, Opini)
MESKI agak terlambat, tetapi rakyat saat ini berangsur-angsur nampaknya sudah “siuman” dan semakin bisa “mengenali” siapa sebenarnya Jokowi?

Ya, kini akhirnya sudah menjadi rahasia umum dan hampir dipastikan, bahwa Jokowi adalah sesungguhnya hanyalah presiden boneka yang senantiasa harus siap menjalankan perintah “ini dan itu” dari KMP (Kalla, Mega, Paloh).

Mulai dari kebijakan pencabutan subsidi BBM, hingga pada penunjukan menteri-menteri, Jaksa Agung, juga penunjukan Budi Gunawan (BG) sebagai calon tunggal Kapolri, semuanya bukanlah atas kehendak Jokowi, melainkan sangat patut diduga adalah menurut selera dan restu KMP (Kalla, Mega, Paloh).

Monday 2 February 2015

Situasi Tak Sehat Karena Banyak “Sampah” di Lingkaran Jokowi?


(AMS, Opini)
MULAI dari bagi-bagi “Trikartu” yang tiba-tiba muncul dengan sumber anggaran pengadaannya yang tidak jelas, hingga pada penanganan distribusinya yang belum tuntas dan belum beres-beres.

Juga dengan masalah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mendadak dinaikkan oleh Pemerintah Jokowi-JK, lalu tiba-tiba harus dua kali diturunkan dalam waktu yang singkat, membuat rakyat kini benar-benar berada di “zona tidak nyaman” karena kondisi harga-harga kebutuhan pokok ikut jadi “kocar-kacir”.

Menyikapi kondisi tersebut, anggota Panel ahli di badan dunia (PBB) bidang ekonomi, Dr. Rizal Ramli dalam twitternya menyebutkan, kebijakan hanya naikkan harga tanpa menekan biaya, adalah hanya  menyengsarakan rakyat dan membuat Indonesia semakin tidak kompetitif di ASEAN.

“Zona Nyaman” Bagi Koruptor Sedang Berusaha Dibangun di Era Jokowi? Waspadalah!


(AMS, Opini)
MESKI hanya sebagai aktivis penegak kedaulatan rakyat yang selama ini berada di lapisan paling bawah, tetapi saya tentu tak ingin kedaulatan serta hak-hak rakyat dikhianati dan dirampas oleh bajingan (termasuk koruptor) yang berlindung di ketiak pemerintah.

Olehnya itu, saya beserta kawan-kawan aktivis lainnya sudah pasti akan selalu melakukan perlawanan, minimal memberikan pencerahan agar Rakyat Indonesia bisa senantiasa sadar, bahwa sesungguhnya sejak dulu (dan hingga kini pun) kita masih “berperang” dengan korupsi.

Artinya, kita memang harus selalu menyatakan “perang” dengan korupsi. Sebab, selain menyengsarakan rakyat, para pegiat korupsi (koruptor) juga bisa MEMBELI HUKUM di negeri ini dan bahkan bisa MEMESAN ATURAN di tingkat legislatif. Sehingga itu, konflik KPK Vs POLRI tak bisa dipandang remeh! Dan tentu kita akan bertanya-tanya, mengapa konflik ini bisa terjadi?