(AMS, reportase)
HEMBUSAN angin masih nampak membelai nyiur-nyiur di tepi pantai, laksana menari-nari diiringi sahdunya irama desiran ombakdi hamparan laut yang seakan bersorak-sorai lalu menepuk-nepuk bibir pantai Desa Deme I, Kecamatan Sumalata-Timur, Kabupaten Gorontalo Utara.
Di siang itu, ada sejumlah perahu nelayan tradisional dan katinting yang menapak di tepian pantai. Meski terik matahari terasa menyerap di pori-pori kulit, namun beberapa bocah masih ada yang terlihat berlarian, sesekali mereka melempar sebilah kayu ke laut, lalu berembutan meraih kayu tersebut, kemudian melemparnya kembali. Seakan sengatan matahari di siang yang sangat menyilaukan itu tak dirasakan oleh mereka. Nampaknya permainan lempar kayu ini hanya sebagai pengisi waktu untuk menunggu ayah-ayah mereka pulang melaut mencari ikan.
Di kejauhan mata memandang di hamparan laut, memang terlihat beberapa perahu tradisional, juga nampak beberapa pulau kecil, dan terasa memukau hati untuk bisa mengunjunginya.
——————————
SEPERTI biasanya, jika berlibur ke kampung istri saya, di Desa Deme I Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, tak lengkap rasanya kalau belum turun ke laut mencari ikan bersama sejumlah nelayan di sana.