Saturday 17 January 2015

Rizal Ramli: Saya Sayang Mbak Mega, Perlu Diingatkan


(AMS, Reportase)
SALAH satu hal yang membuat Dr. Rizal Ramli dulu bisa sukses menjalankan tugasnya selaku Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, adalah karena mampu mendapat kepercayaan dari Presiden KH. Abdurrahman Wahid dan Wapres Megawati Soekarnoputri.

“Kunci sukses saya sebagai Menko juga terletak pada sikap Presiden dan Wakil Presiden. Saya merasa beruntung karena Presiden Gus Dur dan Wapres Megawati memberikan keleluasaan dan kewenangan kepada Menko untuk mengelola bidang tugasnya masing-masing,” kata Rizal Ramli dalam bukunya: “Rizal Ramli Lokomotif Perubahan”.

Namun mengetahui kondisi pemerintahan yang dinilainya kini karut-marut, Rizal Ramli pun mengaku amat prihatin. Ia pun mengimbau mantan atasannya itu, Megawati, agar “membantu” Jokowi untuk bisa benar-benar menjalankan tugasnya sebagai presiden. Sehingga dengan begitu, Jokowi pun bisa bekerja sebagai presiden menurut jalur konstitusi yang ada.
Bukan seperti sekarang, yang terkesan setiap kebijakan Jokowi dinilai oleh publik berasal dari Megawati dan para “pembisik” di sekitarnya yang asal jeplak. Sehingganya, Jokowi pun dianggap presiden plintat-plintut, membingungkan dan bahkan menjengkelkan, yang kesemuanya membuat suasana sosial cenderung jadi panik dan sulit terkendali. Sehingganya tak salah jika kalangan pun mencemooh Megawati dan Jokowi juga Jusuf Kalla.

“Saya dekat dengan Bang TK (almarhum Taufiq Kiemas) dan Mbak Mega. Saya sayang Mbak Mega. (Jadi) Perlu saya ingatkan, wis lah (sudahlah), jangan dipaksakan, jangan kebablasan,” tulis Rizal Ramli dalam akun twitter pribadinya @RamliRizal.

Karena Rizal Ramli pernah terlibat sebagai ujung tombak pemerintahan dalam membangun negeri ini selaku Menko Perekonomian saat Megawati menjadi wapresnya, maka Rizal Ramli pun mengaku sayang kepada Megawati apabila Jokowi yang berhasil “dijadikannya” sebagai presiden itu justru tak mampu membawa perubahan sebagai yang rakyat kehendaki.

Olehnya itu, Rizal Ramli setiap saat merasa perlu untuk “mengingatkan” Megawati juga dengan Jokowi-JK agar tetap berada di jalur konstitusi, terutama dalam menangani masalah-masalah negara yang timbul saat ini.

“Mas Jokowi, you are the President, act like one! Tugas presiden adalah menegakkan undang-undang, tegakkan hukum, termasuk anti korupsi,” pesan Rizal Ramli dalam twittternya.

Pesan Rizal Ramli itu tentu saja mencakup seluruh persoalan yang sedang dihadapi oleh pemerintah Jokowi-JK saat ini, seperti masalah harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tarif dasar listrik, elpiji, dan lain sebagainya. Termasuk seputar tarik-menarik proses pengangkatan Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri yang baru.

Dalam hal penunjukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tersebut, Rizal Ramli meneropong adanya persamaan dengan masalah kenaikan harga BBM dan subsidi energi lainnya. Yakni, Jokowi lebih mendengarkan apa yang dikatakan oleh para pembisik yang salah.

“Ada analogi soal BBM dengan BG. Jokowi hanya dengar para pembisik. Kenaikan BBM ternyata salah, harus dikoreksi. Soal BG juga (akhirnya) harus dikoreksi,” tweet Rizal Ramli.

Menurutnya, masalah pengangkatan Kapolri tidak boleh digantungkan. Jokowi sebagai presiden, katanya, harus segera memutuskan Kapolri definitif. Sebab jika tidak, institusi Polri akan mengalami demoralisasi dan moralisasi.

Selaku tokoh “Pergerakan Perubahan”, Rizal Ramli juga mengajak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar dapat melaksanakan wewenang secara normatif, tidak politicking juga partisan.

“Kasus Century, Hambalang dan lain-lain harus juga segera dibereskan. Tegakkan hukum, (sebab) rakyat berharap ke KPK,” tegas Rizal Ramli.

Ekonom senior yang pernah sukses menurunkan Utang Luar Negeri semasa menjabat sebagai Menko Perekonomian ini pun me-retweet sepenggal kalimat bijak dari seorang Filsuf, Bertrand Russell: “Dunia dalam masalah besar kalau orang-orang bodoh sangat percaya diri dan orang-orang pintar tenggelam dalam keraguan.”