Friday, 9 August 2013

Idul Fitri: Momen Bagi Pemimpin untuk jangan Takut “Meleleh”

(AMS, opini)
PROSES menuju kemenangan memang harus diawali dengan niat tulus, pengorbanan dan perjuangan yang tidak ringan. Seperti pula Puasa Ramadhan yang sejak dulu sangat sulit dilaksanakan jika tak diawali dengan niat tulus (keseriusan). Sebab dari niat tulus inilah yang kemudian seseorang mampu melakukan pengorbanan dan perjuangan dalam menahan segala hal yang dapat membatalkan puasa.

Keberhasilan menunaikan dan menjalani Puasa selama sebulan dengan penuh perjuangan dan kesabaran yang tinggi, tentu akan menghasilkan sebuah pencapaian kemenangan tersendiri ketika telah memasuki hari Idul Fitri.


Seperti pula halnya dengan seorang pemimpin (kepala daerah, kepala negara, pejabat dan sebagainya) sangat patut menahan diri dalam menjalankan tugasnya untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian, menahan diri untuk tidak tergiur melakukan tindakan korupsi dan tidak tergoda menggunakan kekuasaan secara “bermanja-manja” dan sesuka hati.

“Kalau perlu, pemimpin harus bertindak berani layaknya lilin, memberikan penerangan bagi banyak orang, meski dirinya harus ‘meleleh’. Artinya, pemimpin itu memang patut berkorban untuk kepentingan orang yang dipimpinnya. Jangan berani jadi pemimpin, tetapi takut berkorban,” ujar Rizal Ramli (mantan Komisaris Utama PT. Semen Gresik) kepada Majalah Perubahan, Kamis (8/8/2013).

Sehingga itu, kata Menko Perekonomian era presiden Gus Dur ini, Pemimpin juga hendaknya “wajib” menghindari diri untuk tidak terlalu banyak mengeluh kepada publik secara berlebih-lebihan. Sebab, semakin banyak mengeluh, maka itu sama halnya makin menunjukkan diri sebagai pemimpin yang tak sanggup mencari solusi selain hanya pandai menyalahkan orang lain saja.

Olehnya itu pula, menurut Rizal Ramli selaku Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARuP), Idul Fitri kali ini hendaknya bisa menjadi momentum bagi para pemimpin di negeri ini untuk segera merenung dan introspeksi atas kesalahan mereka sendiri. Korupsi yang menggila dan Neoliberalisme yang mencekik rakyat, hendaknya jangan sampai diteruskan lagi oleh pemerintahan yang akan datang karena hanya akan menambah kerugikan dan penderitaan bangsa ini. “Kesulitan bangsa ini sudah terlalu banyak, jangan ditambah lagi,” lontarnya.

Ditanyai tentang betapa banyaknya kalangan yang mulai memberi dukungan kepada dirinya untuk ikut maju bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014 mendatang, tetapi di sisi lain kalangan memandang Rizal Ramli akan mengalami kesulitan untuk maju ke pilpres karena tak punya parpol sebagai kendaraan politiknya.

Atas pertanyaan tersebut, Rizal Ramli menegaskan bahwa, bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. “Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba. Maka jangan katakan pada Tuhan aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah aku punya Allah Yang Maha Segalanya,” tandas Rizal Ramli mengutip kalimat dari Ali bin Abi Thalib. Seraya pula Rizal Ramli tak lupa mengkhaturkan ucapan: “Selamat Idul Fitri 1434 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin untuk seluruh umat Muslim di tanah air. (ams/map)