Monday 1 August 2011

Ujian Puasa Tahun ini, Membela Presiden atau KPK?

(AMS, opini)
ULAMA kondang sejuta umat, Almarhum KH. Zainuddin MZ sebelum wafat ternyata masih sempat memberi ceramah dan menyinggung masalah yang melilit Partai Demokrat, khususnya Nazaruddin sebagai mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang kini telah berstatus tersangka dalam kasus dugaan korupsi. Lalu belakangan, Nazaruddin “bernyanyi” dalam pelariannya dengan menyebut sejumlah nama yang juga ikut melahap uang rakyat, tak luput juga di dalamnya adalah KPK.


KH. Zainuddin MZ menggambarkan, bahwa jika tak ingin disengsarakan, maka betapa pentingnya rakyat Indonesia saat ini berjihad memberantas korupsi. “Koruptor lebih jahat dari teroris, kalau mau jihad, yuk perangi koruptor,” tegas KH. Zainuddin MZ.

Ajakan almarhum KH. Zainuddin MZ ini paling tidak mengisyaratkan, pertama adalah agar KPK bisa memaksimalkan tugas dan fungsinya sebagai salah satu lembaga hukum yang independen, yakni salah satunya dengan memproteksi diri (KPK) dari segala pengaruh negatif kekuasaan politik.

Dan yang kedua, adalah nampaknya almarhum mengarahkan penuturannya tentang jihad tersebut sebagai ajakannya kepada rakyat agar mendukung Presiden SBY untuk selain menumpas teroris, juga supaya segera mewujudkan keseriusannya dan membuktikan janji-janjinya memberantas korupsi. Sebab, jika SBY dinilai tak mampu melaksanakan janjinya tersebut, maka rakyat yang tadinya mendukung boleh dipastikan akan menjadi murka. Murka kepada SBY dan mungkin juga murka kepada KPK, yang kedua-duanya (SBY dan KPK) saat ini berada di posisi yang kurang menguntungkan di mata banyak kalangan akibat dugaan kasus yang menimpa Partai Demokrat, terkhusus pada diri Nazaruddin.

Terus-terang, selepas sahur tadi, di benak saya dipenuhi dengan sebuah “kesedihan” terhadap negara yang saat ini ternyata masih banyak digerogoti oleh para koruptor, sehingga saya amat “kuatir” bahwa apakah saya mampu untuk menahan “murka” terhadap SBY dan KPK yang terkesan tak mampu berbuat banyak untuk menumpas para koruptor, padahal aksi penumpasan teroris begitu tangguh dan perkasanya SBY dan pihak kepolisian memperlihatkan dan mempertontonkan kepada masyarakat dunia, dan seakan mengatakan bahwa: “Inilah Indonesia yang anti teroris”. Padahal, pernyataan yang amat dinanti-nanti oleh seluruh rakyat Indonesia (bukan dan tak usahlah dulu masyarakat dunia) bahwa: “Inilah masa Reformasi yang anti korupsi”.

Lalu, saya pun berbisik dalam hati, “kalau berpuasa dari imsak kemudian menahan dan menunggu waktu berbuka (magrib), yakin saya mampu. Tapi menunggu pernyataan SBY dan KPK tentang keberhasilannya menumpas korupsi di tubuh Partai Demokrat dan terlebih di negara ini, rasa-rasanya saya tak yakin.”

Lihat saja, dengan mencuatnya dugaan penyelewengan proyek Wisma Atlet dan Hambalang yang disinyalir dilakukan oleh para petinggi Partai Demokrat itu, berikut dengan adanya kesan mengulur-ulur dan berbelit-belitnya kasus tersebut, membuat beberapa pihak pun menjadi sasaran “kemurkaan” dan antipati dari rakyat. Yakni Presiden SBY dengan Partai Demokrat-nya, KPK, Kepolisian dan bahkan seluruh lembaga hukum di negara ini.

Sehingga rakyat pun meluapkan dan melampiaskan kemurkaannya melalui hujatan, cemoohan, dan bahkan cacian kepada SBY dan Partai Demokrat serta seluruh lembaga hukum itu. Sebab, rakyat  kini seakan bagai anak ayam yang kehilangan induknya, yang tak tahu ke mana lagi harus menggantungkan harapannya dalam memberantas korupsi sebagai kegiatan haram yang merampas uang rakyat itu.

Olehnya itu, jujur, doa yang ingin kuajukan dalam bulan Ramadhan ini tak tahu harus membela dan mendukung siapa, SBY ataukah KPK. Sebab, saya yakin, sudah banyak doa-doa yang telah disuarakan oleh rakyat Indonesia bagi para pemimpin di negeri ini selama bertahun-tahun agar dapat memberantas korupsi untuk kesejahteraan seluruh rakyat, baik melalui Masjid, Gereja, Vihara, Pura, dan Kelenteng, yang disuarakan dengan sahdu dan khusyu’ baik dengan jeritan maupun dengan tangisan. Tetapi, mengapa Tuhan belum menjawab doa-doa itu? Semoga di bulan Ramadhan kali ini bisa membuka kelopak mata hati para pemimpin di negeri ini. Amin!