Monday 19 October 2015

Masa Depan Indonesia yang Hebat Kini Terlukis Di Mata Sang “Rajawali”


(AMS, Artikel)
ORANG-ORANG miskin, anak-anak terlantar dan seluruh rakyat yang susah hidupnya di negeri ini, sungguh telah sangat lama mendambakan perubahan. Salah satunya adalah perubahan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sayangnya, meski dengan jeritan, tangisan dan doa yang berirama penderitaan terus disuarakan, namun jeritan dan tangisan tersebut nampaknya hanya kerap dianggap bagai syair serta dongeng pengantar tidur oleh para pejabat negara di balik selimut hangat, di atas kasur empuk, dan di kamar yang amat sejuk. Sehingga perubahan yang sangat didambakan oleh rakyat itu pun hanya tertimbun oleh mimpi-mimpi indah sang pejabat.

Lihat saja, para pemimpin dan pejabat dari rezim ke rezim telah begitu banyak menghabiskan dan membelanjakan uang negara, namun hanya segelintir pihak yang dapat menikmati kemakmuran dan kesejahteraan di negeri yang kaya raya ini.

Bahkan hingga hari ini, sangat nampak sejumlah pejabat negara yang beratribut sebagai saudagar bersama koleganya membangun “kerajaan” bisnis dengan memanfaatkan kekuasaannya.

Artinya, melalui jabatan dan kewenangannya, mereka dapat leluasa membuat kebijakan seolah-olah itu adalah untuk kepentingan rakyat, namun melalui kebijakan tersebut sesungguhnya terselip kepentingan bisnis yang luar biasa besarnya untuk mereka.

Dan demi mewujudkan kepentingan bisnis pula, mereka bahkan secara diam-diam maupun terang-terangan tak tanggung-tanggung menggadaikan negara kepada negara asing. Misalnya melalui utang, atau teken kontrak eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam negeri ini.

Hal tersebut membuat rakyat hanya malah menjadi babu di negeri sendiri. Karena kekayaan alam seperti emas, melalui kontrak sebagian besar diboyong ke negara luar, dan selebihnya dijual kembali ke rakyat Indonesia.

Kondisi yang memilukan tersebut adalah ulah para pejabat rakus yang kerap memanfaatkan logo Garuda di atas kertas dalam menerbitkan kebijakan lalu berdalih untuk kepentingan rakyat.

Padahal, semua itu mereka lakukan adalah untuk merampok uang dan kekayaan alam negara ini. Dan akibat dari semua itu, tentu saja membuat bangsa dan negara kita dicengkeram dan dikuasai oleh negara asing.

Dan sekali lagi, jeritan serta tangis penderitaan rakyat yang berkepanjangan itu pun tak mampu menghentikan ambisi dan kerakusan para pejabat bermental perampok tersebut.

Namun sesaat setelah dimajukannya Rizal Ramli oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, pada 12 Agustus 2015 yang lalu, jerit dan tangis rakyat itu pun tiba-tiba berubah menjadi senyum penuh semangat bergelora, kelopak harapan masa depan bangsa ini pun berangsur-angsur nampak mulai mekar. Sebab, Rizal Ramli seketika itu langsung menyatakan “perang” terhadap para pejabat negara nakal yang gemar memanfaatkan jabatannya untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompoknya.

Dengan “jurus Rajawali”, Rizal Ramli pun benar-benar mengepret dan mematuk sejumlah pihak yang berburu keuntungan di dalam pemerintahan, yakni para pejabat negara yang nakal bersama para koleganya.

Rizal Ramli melakukan semua itu bukanlah untuk menghancurkan pihak-pihak tersebut, namun dengan tegas adalah untuk memberi peringatan sekaligus ingin menyadarkan pihak-pihak tersebut agar dapat kembali ke jalan yang benar sebagai pejabat negara yang mendapat amanah dari rakyat, bukan sebagai saudagar yang membangun kerajaan bisnis dalam pemerintahan dengan menyedot uang negara melalui persekongkolan antar kolega juga dengan asing secara licik.

Meski segelintir pihak kemudian menuding Rizal Ramli telah melakukan kegaduhan yang katanya mengakibatkan suasana pemerintahan menjadi terganggu, namun tidak bagi rakyat. Sebab, ibarat orang yang sedang membangun rumah memanglah harus menimbulkan suara gaduh dari para tukang. Atau ibarat roket yang menghantam sasaran musuh tentulah menimbulkan kegaduhan.

Seperti diketahui, saat ini Rizal Ramli sedang mengepret sejumlah masalah yang tidak lain adalah demi memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat. Di antaranya adalah menjalankan tugas dari Presiden Jokowi dalam membenahi Dwelling Time (DT) di Pelabuhan Tanjung Priok, namun hari ini RJ. Lino sebagai Dirut Pelindo II menolak perintah dan aturan yang telah dibuat oleh Rizal Ramli mengenai DT tersebut.

Saat ini juga, Rizal Ramli tengah bergelut memperjuangkan agar Rakyat Maluku bisa benar-benar menikmati kesejahteraan melalui pembangunan Kilang Blok Masela dengan sistem onshore (pipanisasi) di darat, bukan secara floating LNG atau offshore yang faktor pengawasannya sangat sulit dilakukan.

Sebelumnya, Rizal Ramli telah mengepret sejumlah kebijakan yang dinilai hanya lebih besar berpeluang merugikan bangsa dan negara. Yakni, menyarankan dengan tegas kepada Menteri BUMN agar tidak melanjutkan keinginan membeli pesawat berbadan besar yang harganya mencapai ratusan triliun rupiah.

Selain itu. Rizal Ramli juga mendesak agar proyek listrik 35 ribu Megawatt segera ditinjau ulang karena justru nantinya akan membuat negara merugi dan terbebani, yang padahal kebutuhan negara akan listrik tidaklah mencapai sebesar itu.

Rizal Ramli juga mengepret mafia dan begal garam yang selama ini mengambil keuntungan dalam urusan dan kegiatan impor garam melalui sistem kuota. Di sini, Rizal Ramli pun kemudian mengganti sistem kuota menjadi sistem tarif agar dapat menghidupkan secara sehat dan kompetitif kegiatan impor garam, sekaligus melindungi petani dari praktik importir curang.

Dan kini, PT. Freeport Indonesia yang sejak 1967 terus menyedot kekayaan tambang emas di Papua itu juga dikepret dan dipatuk oleh Sang Rajawali Rizal Ramli. Sebab, di saat perusahaan pertambangan milik Amerika itu sedang mengalami kondisi kepepet, tiba-tiba Menteri ESDM nampak kebelet (entah siapa yang suruh, atau entah disogok atau tidak) langsung melakukan perpanjangan kontrak dengan pihak Freeport.

Dari semua yang dikepret oleh Rizal Ramli secara tegas, sangat jelas seluruhnya adalah membela kepentingan rakyat. Sehingganya, rakyat sesungguhnya sangatlah mendukung jurus Rajawali Ngepret dari Rizal Ramli. Sebab dengan jurus tersebut, rakyat benar-benar melihat secara terang benderang masa depan yang cerah bangsa dan negara ini.

Olehnya itu, kemarahan rakyat akan benar-benar meluap jika dalam “peperangan” ini Rizal Ramli akan dikalahkan secara curang dan licik oleh segelintir pejabat negara yang nakal dan busuk. Yakni pejabat negara yang mudah disogok, pejabat negara yang berbisnis dalam pemerintahan, dan pejabat negara yang jelas-jelas membela kepentingan asing dan majikan.

Dan satu lagi, bahwa di dalam benak dan di hati rakyat saat ini kiranya telah terbentang semangat  yang berkobar. Yakni, mumpung ada sosok menteri seperti Rizal Ramli, maka inilah saatnya kesempatan untuk benar-benar mewujudkan revolusi mental di kalangan pejabat negara menuju Indonesia yang hebat. Dan pejabat negara yang keblinger dan bermental bobrok harus segara dibasmi dan disingkirkan. Sekarang!!! Setuju..???