(AMS, Artikel)
TERKAIT sepak terjang Rizal Ramli, yang meski
baru dilantik menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, namun
telah langsung “menjewer” sejumlah kebijakan dari beberapa pejabat negara,
termasuk adanya Wapres Jusuf Kalla (JK) karena dinilai lebih cenderung
merugikan negara dan bangsa.
Sepak terjang Rizal Ramli yang dinamai “jurus Rajawali
ngepret” itu memang kemudian mendadak membuat para pejabat tersebut benar-benar
merasa sempoyongan.
Karena merasa status quo “zona kenyamanannya” terusik, mereka
(sejumlah pejabat beserta para “koleganya”) pun bahu-membahu melakukan
“perlawanan” terhadap Rizal Ramli.
Mereka, misalnya, menyebut dan menuding Rizal Ramli telah
melakukan “kegaduhan” di dalam kabinet, yang akibatnya bisa merusak iklim
investasi.
Sayangnya, di mata rakyat, kegaduhan yang ditimbulkan oleh
Rizal Ramli itu justru adalah tindakan yang memang sudah seharusnya dilakukan.
Sebab, untuk mempebaiki sistem dan mental pemerintahan yang terlanjur dikuasai
oleh para mafia dan koruptor seperti saat ini tidak bisa dilakukan dengan
cara-cara santun melalui kompromi.
Olehnya itu “kegaduhan” sang Rajawali ngepret ala Rizal Ramli
adalah cara tepat dan cepat untuk “mengusir” para mafia dan koruptor yang saat
ini sedang bertahta di kedudukannya. Dan hanya dengan cara begitu pula rakyat bisa
benar-benar mendapatkan hak-haknya yang selama ini dirampok oleh para maling
berkedok pejabat dan pengusaha.
Mencermati adanya perlawanan yang dilakukan oleh sejumlah
pejabat beserta para koleganya (pengusaha) terhadap Rizal Ramli, dan menyikapi
pentingnya jurus Rajawali ngepret ala Rizal Ramli, Margarito selaku pakar hukum
angkat bicara.
Dalam sebuah diskusi: Forum Senator untuk Rakyat “Membaca
Peta Kabinet, Pro Daerah ataukah Pro Status Quo,” di Jakarta, Minggu
(13/9/2015), Margarito menyuarakan desakan kepada Presiden Jokowi agar segera
melakukan reshuffle jilid 2.
“Ya (reshuffle), Oktober (tahun ini) kalau bisa. Itu kalau
kita betul-betul mau menyelesaikan problem negara,” ujar Margarito dalam forum
tersebut.
Dan sosok yang harus masuk dalam reshuffle kabinet nanti, desak
Margarito, haruslah sosok yang benar-benar mengerti persoalan dan tatanan institusional.
Lebih spesifik, Margarito mengusulkan Presiden Jokowi sangat perlu
merekrut orang-orang seperti Rizal Ramli untuk masuk kabinet.
Sebab menurutnya, sejak dilantik pertama kali sebagai Menko
Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, sudah langsung bekerja profesional dan dengan
amat tegas menunjukkan keberpihakannya kepada kepentingan rakyat.
“Saya kira orang-orang seperti Rizal Ramli sangat masuk akal
ditambah lagi ke kebinet. Tidak usah takut gaduh, karena (untuk perbaikan) memang
harus gaduh. Kalau tidak mau gaduh tidur-tiduran saja di hutan,” ujar Margarito.
Statement Margarito tersebut tentulah merupakan sindiran langsung
buat sejumlah pejabat beserta koleganya yang kini sedang giat melakukan
perlawanan terhadap Rizal Ramli. Siapa-siapakah mereka?
Adalah Sofjan Wanandi selaku Ketua Tim Ahli Wapres, juga
dikenal sebagai kolega sekaligus sohib kental Jusuf Kalla (JK) merupakan orang
yang paling agresif “menyerang” Rizal Ramli melalui media massa.
Sejak awal, Sofjan yang lebih tua setahun daripada JK itu memang
merasa tak senang dengan sosok Rizal Ramli. Why? Sebab, Sofjan tahu persis
karakter Rizal Ramli adalah seorang tokoh pergerakan yang sepanjang hidupnya
lebih banyak menentang dan melakukan perlawanan kepada rezim yang dinilai
menyimpang.
Artinya, atau pada dasarnya, Sofjan Wanandi (juga bagi JK) sangat
tahu sifat dan watak Rizal Ramli yang sejak dulu tidak suka diajak dalam
“permainan kotor-kotor” yang terjadi di dalam pemerintahan. Sampai itulah kiranya,
orang seperti Sofjan Wanandi Cs tidak senang atau bertolak belakang dengan
Rizal Ramli.
Olehnya itu pula, kehadiran Rizal Ramli di dalam pemerintahan
disinyalir bisa merusak “rencana-rencana bisnis” dan merobohkan “mimpi-mimpi
indah” yang sudah dibangun oleh mereka-mereka yang punya kepentingan bisnis besar
sebagai pengusaha yang berlindung sebagai penguasa (pemerintah).
Itulah mengapa Rizal Ramli sejauh ini dipandang sebagai sosok
penghalang terbesar bagi individu-individu pengusaha (saudagar) yang kini
bercokol dalam pemerintahan.
Dan sungguh, jika orang seperti Rizal Ramli berhasil
disingkirkan oleh saudagar-saudagar yang saat ini bertahta di pemerintahan,
maka bisa dipastikan rakyat akan selalu kehilangan kedaulatannya di negara ini.
Sebab, mereka (pemerintah berjiwa saudagar tersebut) bisa dipastikan akan
selalu berupaya mengeluarkan kebijakan sesuka hati yang di dalamnya terdapat
hitung-hitungan keuntungan bisnis yang lebih besar buat mereka.
Perlu digaris-bawahi, bahwa di belahan dunia manapun, belum
ada seorang pengusaha (saudagar) yang menyia-nyiakan waktunya tanpa berpikir
dan berbuat untuk meraih keuntungan bisnisnya secara berlipat-lipat.
Dan mengenai teknik atau cara serta proses mencapai
keuntungan tersebut, rata-rata para saudagar melakukannya secara “senyap”,
karena tak ingin diketahui oleh orang lain atau orang di luar dari kelompoknya.
Jadi jelaslah sudah, bahwa jurus Rajawali Ngepret ala Rizal
Ramli sesungguhnya saat ini sangatlah dibutuhkan oleh rakyat. Dan rakyat sebetulnya
senang dan sangat terima kasih dengan “kegaduhan” yang dilakukan oleh Rizal
Ramli. Sebab, rakyat yakin, bahwa hanya dengan kegaduhan seperti itu Indonesia
bisa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Dan sekali lagi, menurut Margarito, bagi pihak-pihak yang tak
senang dengan kegaduhan yang seperti dilakukan oleh Rizal Ramli, maka sebaiknya
tidur-tiduran saja di hutan.
Sebab memang, jika tak mau dibikin gaduh, maka jangan pernah memanfaatkan
jabatan dalam pemerintahan dengan sengaja membuat kebijakan yang kelihatannya “mulia”
tetapi sesungguhnya terselip kepentingan bisnis yang besar di dalamnya. Dan hal
seperti ini sama saja merampok uang negara dengan cara-cara halus alias licik.
Dan cara cepat untuk menghentikan kelicikan seperti ini
adalah dengan melakukan “kegaduhan”, bukan dengan cara berunding seperti yang dulu
biasa dilakukan oleh para penjajah ketika merasa sudah berada dalam situasi
terdesak.
-------
SALAM PERUBAHAN