Monday, 28 September 2015

Rizal Ramli Super-menteri Pembela Kepentingan Rakyat


(AMS, Artikel)
SEJAK diangkat sebagai Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumberdaya, Rizal Ramli (RR) langsung mengeluarkan “jurus Rajawali Ngepret”.

Esensi dari jurus ini adalah sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap para pejabat yang sudah “mahir” memanfaatkan jabatannya dalam menguras uang negara dengan berbagai modus.

Dan mereka itulah kiranyanya pejabat negara yang bermental perampok, yang gemar mengeluarkan sejumlah kebijakan seolah-olah untuk kepentingan rakyat, padahal di otak dan di pikirannya terselip ambisi untuk meraih keuntungan berlipat-lipat buat dirinya (pribadi) dan kelompoknya saja.

Awalnya, pejabat negara bermental perampok ini dapat melakukan kegemarannya secara leluasa karena menganggap tak seorangpun di dalam Kabinet Kerja yang berani ikut campur, apalagi mengganggu-gugat rencana “bisnis-bisnis besar” mereka. Sehingga itulah kiranya suasana di dalam Kabinet Kerja (sebelum Rizal Ramli masuk) selalu terlihat tenang dan jauh dari kegaduhan.

Namun begitu Rizal Ramli digaet oleh Presiden Jokowi menjadi Menko, suasana Kabinet Kerja pun mendadak gaduh dan berubah bagai neraka bagi pejabat negara yang bernafsu dan gemar memburu keuntungan bisnis dalam lingkungan pemerintahan.

Tetapi di sisi lain rakyat tentunya akan sangat senang, karena sudah pasti kepentingan rakyat dapat diyakini bisa langsung disuarakan dan diperjuangkan oleh Rizal Ramli. Dan ini selanjutnya akan menjadi surga bagi rakyat apabila rakyat mampu bangkit bersama mendukung setiap terobosan dan sepak-terjang Rizal Ramli.

Bukankah memang selama ini rakyat amat mendambakan seorang pejabat negara (menteri) seperti Rizal Ramli, yang mampu tampil membela kepentingan rakyat dengan berani “melawan” semua kebijakan pemerintah karena dinilai hanya mendatangkan kerugian bagi bangsa dan negara?

Jika jawabannya “Ya”, maka ini adalah kesempatan bagi rakyat untuk segera meruntuhkan nafsu dan dinasti para pejabat negara yang bermental perampok uang rakyat. Dan ingat, kesempatan seperti ini sangat-sangat jarang terjadi di sepanjang sejarah kepemimpinan di negeri ini.

Namun kesempatan ini sudah pasti akan dipersempit dan bahkan dihalau oleh para pejabat “nakal” berserta para konco-konconya. Yakni dengan memunculkan dan menebar tudingan serta sejumlah pandangan negatif terhadap diri Rizal Ramli kepada publik. Misalnya: “Rizal Ramli menteri gaduh; Rizal Ramli cuma cari-cari muka; Rizal Ramli hanya menteri ‘media darling’; Arogansi Rizal Ramli membuat kurs dolar meroket, dan lain sebagainya...”

Tudingan dan pandangan negatif terhadap Rizal Ramli tersebut, kini giat ditulis oleh budak-budak pejabat “nakal” dalam bentuk artikel lalu di-share ke berbagai media sosial sebagai upaya untuk menyingkirkan Rizal Ramli. Olehnya itu, rakyat harus bisa pandai-pandai melihat fakta dan membedakan: “Siapa membela siapa!”

Bahwa pada faktanya, Rizal Ramli adalah seorang ekonom penganut dan pejuang ekonomi kerakyatan. Di mana sejak dulu, pikiran serta tindakannya senantiasa membara dan konsisten terhadap kepentingan ekonomi rakyat, bukan kepentingan parpol, apalagi kepentingan bisnis.

Dalam melibas dan mengepret para pejabat “nakal”, Rizal Ramli tak punya beban selain sepenuhnya murni untuk kepentingan rakyat, sebab Rizal Ramli bukanlah petinggi (kader) di salah satu parpol manapun.

Rizal Ramli bahkan bukanlah pengusaha papan atas yang berhasil menjadi pejabat negara dengan nafsu kelas kakap untuk melahap uang negara melalui “permainan” proyek-proyek.

Rizal Ramli hanyalah anak bangsa yang terlahir dari perut Ibu Pertiwi, mental dan jiwannya tumbuh dan terbentuk dari hasil cucuran keringat dan jerih payahnya secara mandiri, tanpa mengeluh dan merengek kepada kedua orangtua yang telah meninggalkannya sejak usia 7 tahun. Sehingga sejak itu, di benak Rizal Ramli pun kiranya terangkai sebuah tekad berbalut doa: “jika tak sempat ku membahagiakan kedua orangtua, maka Tuhan.. mohon izinkan aku mengabdi dan membaktikan diri kepada Ibu Pertiwi dengan senantiasa membela kepentingan rakyat”.

Dengan mencoba menghayati perjalanan dan perjuangan hidup Rizal Ramli yang sarat dengan penderitaan namun mampu dilaluinya secara mandiri, dan bisa berhasil hingga seperti saat ini dengan tetap konsisten membela kepentingan rakyat, maka tidak seharusnya ia dimusuhi dan berusaha disingkirkan oleh mereka yang mengaku pejabat negara.

Untuk berharap agar Rizal Ramli yang akan tunduk dan ikut berjamaah sebagai pejabat negara perampas uang rakyat melalui permainan proyek, maka itu rasa-rasanya mustahil terjadi. Sebab, sepanjang hayat di kandung badan, Rizal Ramli tak pernah mengkhianati rakyat hanya karena pengaruh materi ataupun kedudukan. Justru Rizal Ramli lah yang kerap dikhianati oleh pihak-pihak yang pernah berjuang bersamanya karena tak tahan dengan bujuk manis dan pengaruh kedudukan serta kekuasaan.

Dengan menyadari semua hal tersebut, maka diminta atau tidak, Rizal Ramli tentu akan tetap berupaya bertindak laksana Superman yang takkan tawar-menawar jika mengetahui ada “kejahatan” yang sedang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu: yakni “mengepret, dan lebih memilih gaduh daripada memilih menjadi pengkhianat bangsa”.

Dan memang begitulah yang seharusnya dilakukan oleh para pejabat negara. Sebab, untuk menjadikan Indonesia hebat sebagaimana yang dilukiskan dalam ajaran Trisakti, maka tentu sangat dibutuhkan sepak terjang dan terobosan dari super-menteri (menteri-menteri hebat) yang di pikiran dan tindakannya selalu mengedepankan kepentingan rakyat. Dan sekali lagi, bukan pejabat negara yang gemar mengeluarkan kebijakan yang seolah-olah adalah kepentingan rakyat namun sesungguhnya terselip kepentingan bisnis yang sangat besar di dalamnya untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya.