(AMS, artikel)
PEMERINTAH yang akan datang harus benar-benar serius untuk sebisa mungkin meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikatornya sederhana, cukup dengan mengetahui Indeks Pembangunan Manusia yang mencakup di dalamnya adalah hal-hal yang mendasar.
Hal tersebut dikemukakan Dr. Rizal Ramli selaku ekonom senior ketika memberi analisa berupa masukan maupun saran terhadap visi-misi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial dari para capres, di SindoTV, minggu malam (15/6/2014).
Hal-hal mendasar yang dimaksud Rizal Ramli tersebut di antaranya, yakni masalah kecukupan gizi yang faktanya sekarang masih terdapat 30% rakyat kurang protein (gizi).
Di samping itu, katanya, pendidikan saat ini juga masih sangat mahal dan tidak merata. Susah sekali buat anak rakyat miskin untuk melanjutkan sekolah ke sekolah yang lebih tinggi. “Seolah-olah sekolah (yang layak) hanya buat orang kaya,” ujar tokoh yang telah mendirikan sejumlah Rumah Cerdas atas inisiatif sendiri di beberapa daerah itu.
Dengan mengetahui kondisi kesulitan bersekolah bagi anak rakyat miskin tersebut, Rizal Ramli berharap ada solusi tepat untuk mengatasinya dari capres yang terpilih nantinya.
“Apa solusinya. Apakah akan meneruskan kebijakan pendidikan yang sangat liberal ini, dalam pengertian, siapa yang mampu bayar, maka dialah yang bisa sekolah. Dan yang tidak bisa (bayar), ya tidak usah (sekolah)?” ujar Rizal Ramli bertanya-tanya.
Rizal Ramli juga menyoroti soal masih sulitnya rakyat miskin mendapatkan akses (pelayanan) kesehatan yang memadai, sehingga rakyat miskin seakan-akan dilarang sakit. “Rakyat (miskin) bisa, tidak, ke rumah sakit?” katanya.
Hal mendasar lainnya yang patut dicarikan solusinya oleh para capres, menurut Rizal Ramli, adalah masalah program perumahan rakyat.
Sebab, menurut Rizal Ramli, rakyat yang ada di kota-kota saat ini seperti keleleran di rumah sempit. “Satu kamar (sempit) di-isi 4 sampai 5 orang. Daerahnya (juga) kotor. Apa yang bisa dilakukan dalam kondisi seperti itu (oleh capres)?” ujarnya.
Sehingga itu Rizal Ramli berharap para capres hendaknya menyampaikan dan menjelaskan visi-misinya masing-masing dengan bahasa yang mudah dimengerti rakyat, agar rakyat juga bisa memilih presidennya yang dinilai betul-betul mau bekerja memperbaiki nasib rakyat.
Sebab, kata Rizal Ramli, hal-hal mendasar yang belum bisa dipecahkan hingga saat ini adalah sesuatu yang tak masuk akal. Karena di mata rakyat, Indonesia adalah negara yang amat kaya Sumber Daya Alamnya (SDA), tetapi hal-hal mendasar belum jua bisa diatasi.
“Ini negara kaya kaya banget, SDA paling hebat di Asia Tenggara, tapi kok tingkat pendidikan rakyatnya (rata-rata) cuma 8 tahun, tidak lulus SMP. Jadi (dalam hal ini) ada sesuatu yang wrong di dalam alokasi (pembangunan) dari pada Sumber Daya Manusianya,” ungkapnya.
Menurut Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini, kondisi tersebut setidaknya sejauh ini menunjukkan hanya terdapat 20 persen rakyat yang sudah merdeka, yakni yang sudah sejahtera hidupnya. Sementara sekitar 80 persen lagi belum menikmati hasil-hasil kemerdekaan (belum sejahtera).
Olehnya itu, Rizal Ramli yang kini sebagai salah satu anggota panel ekonomi di badan duni (PBB) ini pun mengajak kedua capres untuk bisa bersama-sama memecahkan hal-hal mendasar yang belum dinikmati oleh 80 persen rakyat di negara yang memiliki kekayaan SDA melimpah ini.