Monday, 30 June 2014

Debat Capres: Ramai Masalah HAM, soal KKN Sepi



(AMS, artikel)
SEJAUH ini isu tentang Hak Asasi Manusia (HAM) sangat ramai diperbincangkan di sana-sini. Bahkan seakan sengaja dijadikan sebagai bentuk “serangan empuk” terhadap salah satu pasangan kandidat presiden tertentu.

“Saya memang agak kaget (heran), kebanyakan isu di sosial-media itu lebih banyak soal human-right (HAM). Itu sih penting, tentu. Tapi rakyat kita yang perhatian dan suka isu-isu seperti begitu hanya 10-15%, (itupun cuma kalangan) elit,” ujar Rizal Ramli di SindoTV ketika memberikan analisa tentang materi debat capres.


Jadi, katanya, biar ngubet-ngubet dan berantem seputar isu tersebut, kalangan 10-15% tersebut, buat rakyat di bawah itu isu tidak terlalu penting.

Padahal, menurut Rizal Ramli yang kini selaku anggota Gerakan Indonesia Bersih itu, ada isu yang lebih kuat dan penting untuk dibahas secara serius, yaitu tentang korupsi atau KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

“Sayangnya, kedua pihak (para capres) tidak berani ngomongin (soal) KKN, karena mungkin ada (pasangan capres) yang terlibat juga,” ujar ekonom senior yang pernah sukses menduduki dua posisi menteri ini meski tanpa melalui jalur partai di era Presiden Gus Dur.

Selain itu, kata Rizal Ramli lagi, juga ada isu yang jauh lebih kuat yang 80% rakyat kita di lapisan paling bawah senang sekali.

Isu 80% yang dimaksud oleh Rizal Ramli yang amat dekat dengan kalang buruh ini adalah masalah lapangan kerja. “Saya bisa kerja, tidak. Dapat pekerjaan apa tidak anak-anak saya. Kesejahteraan saya bisa meningkat, tidak. Bisa beli beras tidak saya? Bisa sekolahin anak-anak, tidak?,” ujar Rizal Ramli seraya mengemukakan contoh pertanyaan yang menyelimuti pikiran rakyat selama ini.