Sunday, 28 September 2014

Jokowi-JK Bisa Salah Pilih Menteri Lain, Tapi Jangan Sampai Salah Pilih Menko Perekonomian


SAAT ini banyak beredar nama figur yang disebut-sebut bakal mengisi struktur Kabinet di Pemerintahan Jokowi-JK. Sayangnya, menurut banyak kalangan, tidak sedikit figur yang dinilai layak menjadi menteri adalah hanya karena dianggap telah memberi andil atas kemenangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014.

“Jika seseorang bisa dengan mudahnya ditunjuk sebagai menteri hanya karena seseorang tersebut dinilai telah berjasa dalam memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014, maka kami yakin kualitas pemerintahan Jokowi-JK sangat jauh dari yang diharapkan oleh rakyat,” ujar Azis Taba-- seorang pemerhati politik di Papua Barat, kepada penulis belum lama ini.


Azis mengatakan, saat ini nama-nama calon menteri yang beredar didominasi oleh orang-orang yang merasa telah berhasil “membantu” kubu Jokowi-JK dalam meraih kemenangan pada Pilpres 2014. Dan umumnya, orang-orang tersebut masih rendah pengalaman, kredibilitas, integritas, dan kompetensi di bidang yang akan didudukinya.

“Kalau hanya orang-orang seperti itu yang terpilih (jadi menteri), maka bisa dipastikan kabinet Jokowi-JK sangat sulit mengatasi permasalahan negara yang super berat seperti saat ini,” ujar Azis.

Sehingga itu, Azis sangat berharap kabinet Jokowi-JK nantinya benar-benar bisa diisi oleh orang-orang profesional yang sudah matang di bidangnya. Terlebih pada posisi menteri koordinator (menko), Jokowi-JK jangan sampai salah menempatkan orang.

“Jokowi-JK bisa saja salah memilih orang untuk mengisi jabatan menteri-menteri  lain. Tetapi untuk posisi menko,  khususnya menko perekonomian, Jokowi-JK jangan sampai salah memilih orang.  Dan saat ini hanya sedikit figur yang cocok menduduki posisi sebagai menko perekonomian, dan salah satunya yang sangat tepat adalah Dr. Rizal Ramli,” ujar Azis memberi saran.

Sebab, menurut Azis, beban tugas sebagai seorang menko perekonomian hanya bisa ditunaikan dengan baik apabila ditangani oleh orang sekelas Rizal Ramli.

Johannes, seorang aktivis LSM di Provinsi Riau juga mengatakan hal senada. Bahwa, kabinet Jokowi-JK sangat memungkinkan diduduki oleh orang-orang yang tidak tepat di bidangnya. 

“Kalaupun ada yang ditempatkan sesuai dengan keahliannya, tetapi jika belum memiliki jam terbang yang cukup atau belum berpengalaman, maka pemerintahan Jokowi-JK sangat sulit melakukan akselerasi dalam mengatasi masalah bangsa yang amat berat,” ujar Johannes kepada penulis, belum lama ini.

Menurut Johannes, sangat banyak tugas yang amat berat telah menanti pemerintahan Jokowi-JK. Sehingga, kabinet Jokowi-JK tidak bisa dijadikan “ajang uji coba-coba” dalam menunjuk orang-orang untuk ditempatkan sebagai menteri, apalagi sebagai menteri koordinator (menko), misalnya menko perekonomian.

“Jokowi-JK mungkin boleh saja keliru menempatkan orang untuk di posisi menteri lainnya, namun Jokowi-JK jangan sampai keliru menunjuk orang untuk di posisi menko, khususnya menko perekonomian. Dan untuk di posisi menko perekonomian, Jokowi-JK sangat tepat jika menunjuk orang seperti Rizal Ramli yang memang sudah memiliki pengalaman dan amat mumpuni,” ujar Johannes.

Sementara itu, menurut Herry Irianto selaku Caleg DPD-RI dapil Kepulauan Riau (Kepri) yang menduduki urutan 7 perolehan suara pada Pileg 2014 lalu menyebutkan, dalam rangka mengisi posisi kementerian, Jokowi-JK sebaiknya tidak terpengaruh dengan bisikan-bisikan dari “pihak-pihak tertentu” yang merasa berjasa dalam pemenangan Pilres 2014.

Pihak-pihak tertentu yang dimaksud Herry adalah sejumlah pihak di luar petinggi PDIP yang merasa punya andil, lalu sengaja tampil untuk mempengaruhi dan mengarahkan Jokowi-JK agar hanya memilih dan atau menghambat  orang untuk menduduki posisi menteri.

Menurut Herry, jika Jokowi-JK konsisten dengan keinginannya untuk melakukan revolusi mental, maka Jokowi-JK dalam mengisi kabinet pemerintahannya harus benar-benar relevan dengan prinsip awalnya, yakni “koalisi  tanpa syarat.”

Tugas yang sangat berat bagi pemerintahan Jokowi-JK sudah amat jelas di depan mata. Sehingga itu, menurut Herry, Jokowi-JK bisa dipastikan tidak akan mampu mewujudkan “Indonesia Hebat” apabila orang-orang yang mengisi kementeriannya adalah orang-orang yang tidak tepat dan merupakan hasil “arahan” dari pihak-pihak tertentu.

“Revolusi mental dan  Indonesia Hebat hanya bisa diwujudkan apabila kabinet Jokowi-JK benar-benar dapat diisi oleh orang-orang yang yang tepat. Tepat dalam arti adalah orang-orang yang matang di bidangnya, punya pengalaman dan track-record sebagai sosok mumpuni, serta sosok yang diyakini di dalam jiwanya tertanam ajaran Trisakti,” ujar Herry kepada Penulis belum lama ini.

Untuk itu, Herry juga berharap agar Jokowi-JK tidak salah menunjuk orang untuk diposisikan sebagai menteri. Dan kalau pun untuk beberapa posisi di kementerian, Jokowi-JK memungkin memilih orang yang tidak tepat, namun menurut Herry, untuk posisi menko jangan sampai salah pilih orang.

“Posisi menko itu sangat vital. Tidak boleh diisi secara coba-coba oleh orang-orang yang baru dan tidak punya keahlian serta kurang pengalaman. Posisi menko harus diisi oleh orang-orang yang sudah matang teruji dan mumpuni. Jujur saja, untuk posisi menko seperti menko perekonomian, kami hanya melihat satu figur yang bisa meringankan tugas berat Jokowi-JK dalam mengatasi masalah ekonomi kerakyatan di negeri ini, yakni Dr Rizal Ramli,” urai Herry.

Sebagai seorang pengusaha, Herry juga mengaku punya catatan khusus tentang begitu pentingnya mendudukkan orang seperti Rizal Ramli sebagai Menko Perekonomian. “Karakter kepemimpinan Rizal Ramli sebagai menko perekonomian tak usah diragukan, sudah sangat matang sebagai ekonom senior. Sangat banyak ide dan gagasan dari beliau (Rizal Ramli) yang bisa diterapkan guna menyukseskan pembangunan ekonomi dalam pemerintahan Jokowi-JK,” kata Herry.

Herry juga menilai, Rizal Ramli adalah sosok yang identik dengan ajaran Trisakti yang sangat konsisten memperjuangkan ekonomi kerakyatan sejak dulu. “Sebab beliau memang adalah sosok profesional dari kalangan independen yang selama ini tidak bernaung di bawah satu parpol mana pun, sehingga boleh dikata masih ‘steril’ dari kepentingan-kepentingan politik tertentu. Olehnya itu, Jokowi-JK sebaiknya jangan segan-segan memprioritaskan Rizal Ramli untuk segera diberi tugas sebagai menko perekonomian, terlebih karena memang masalah ekonomi negeri ini sudah terlalu sangat berat, maka hendaknya Jokowi-JK jangan main coba-coba menunjuk orang baru sebagai menko perekonomian,” pungkas Herry.