(AMS, reportase)
LINGKAR Studi Perjuangan (LSP) memunculkan hasil survei yang bermaksud untuk membantu masyarakat luas agar dapat mengenali jagoannya secara cerdas (bukan emosional) di saat ingin menentukan sosok yang akan didukung sebagai calon presiden (capres) 2014 mendatang.
Dalam penelitiannya, LSP telah menggali banyak sosok yang dinilai memiliki integritas dan kompetensi serta keberpihakan (termasuk perjuangan) kepada rakyat, selanjutnya dinilai sangat layak sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Pelaksanaan survei LSP ini sendiri cukup berbeda mekanismenya dengan lembaga-lembaga riset politik lainnya.
LSP melakukan riset dengan menggunakan metode kualitatif, yakni mengkaji historis kronologi pemberitaan aktual di banyak media massa.
Sedang untuk memberi nilai keberpihakan terhadap rakyat, LSP mengukurnya sesuai respons para sosok terhadap berbagai isu sosial. Misalnya, tentang kenaikan harga BBM, sembako dan lain sebagainya. Selanjutnya, untuk memunculkan matriks keberpihakan terhadap persoalan bangsa, LSP mengukur para sosok dari posisi politik figur yang bersangkutan, misalnya terhadap Undang-Undang Migas.
Selaku Peneliti di LSP, Gede Sandra menyebutkan, LSP berpendapat bahwa isu yang dijadikan pendekatan metode penelitian tersebut sudah mewakili terselenggaranya survei. “Karena isu tersebut merupakan aspek strategis dalam konteks kedaulatan Rakyat dan Bangsa Indonesia, sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD dan pasal 33 UUD 1945,” ujar Gede Sandra kepada wartawan, pada Rabu (26/6), di gedung DPD, Jakarta.
Gede Sandra mengungkapkan, bahwa dari matriks integritas dan kompetensi memunculkan 14 figur capres. Capres tersebut, masing-masing adalah:
1. Rizal Ramli (Integritas, Kompetensi, Keberpihakan ke rakyat)
2. Megawati Soekarnoputri (Kompetensi, Keberpihakan ke rakyat)
3. Din Syamsuddin (Integritas, Kompetensi, Keberpihakan ke rakyat)
4. Mahfud MD (Integritas dan Kompetensi)
5. Joko Widodo (Integritas)
6. Sri Sultan Hamengkubowono (Integritas)
7. Endriartonho Sutarto (Integritas)
8. Hidayat Nur Wahid (Integritas)
9. Jusuf Kalla (Kompetensi)
10. Aburizal Bakrie (Kompetensi)
11. Hatta Rajasa (Kompetensi)
12. Yusril Ihza Mahendara (Kompetensi, Keberpihakan ke rakyat)
13. Sri Mulyani (Kompetensi)
14. Gita Wirjawan (Kompetensi)
Disebutkannya, figur capres yang memiliki integritas dan kompetensi diberi penilaian tertinggi dan rating triple A (sangat baik). Sedangkan untuk rating cukup baik diberi nilai AB, dan yang kurang diberi rating BC.
Gede Sandra mengungkapkan, ada tiga tokoh mendapat rating AB, cukup baik dalam keberpihakannya terhadap kepentingan rakyat dan bangsa yaitu Din Syamsuddin, Megawati Soekarnoputri dan Yusril Ihza Mahendra. Ketiga figur ini perwakilan kekuatan politik yang nasionalis dan kerakyatan.
Sedangkan, yang mendapatkan BC sebagai rating terendah keberpihakannya terhadap kepentingan rakyat dan bangsa terdapat lima figur, yaitu Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, Gita Wirjawan, Sri Mulyani, dan Sri Sultan Hamengkubowono X. Mereka, menurut Gede, umumnya dari kalangan penganjur paham ekonomi neoliberalisme.
Dan selanjutnya, kata Gede Sandra, hanya terdapat satu figur yang memperoleh rating tertinggi triple A (AAA), yaitu Rizal Ramli.
Hasil survei LSP menempatkan Rizal Ramli dengan perolehan nilai tertinggi, karena didukung dengan keberpihakannya terhadap kepentingan rakyat dan bangsa cukup tinggi pula. Hal ini tak bisa dipungkiri, bahwa mantan Menko Perekonomian tersebut adalah satu-satunya figur yang rela mengorbankan posisinya sebagai Presiden Komisaris BUMN (dipecat oleh pemerintahan SBY) demi membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat, melalui gerakan penolakan kenaikan harga BBM, tahun 2008.
Selain itu, katanya, Rizal Ramli dinilai sebagai tokoh pejuang pergerakan yang paling reformis sejak dulu hingga kini. Yakni dimulai saat sebagai aktivis mahasiswa ITB, Rizal Ramli, sudah rela mengorbankan kuliahnya di ITB (terputus) tahun 1978. Ketika itu, Rizal Ramli dipenjara pada Orde Baru karena keberaniannya melawan Pemerintah Soeharto, dan keteguhan hatinya berpihak kepada rakyat.