(AMS, Artikel)
GUS SOLAH atau KH. Solahuddin Wahid adalah adik Presiden
Indonesia ke-4 KH. Abdurrahman Wahid mengungkapkan, bahwa sejauh ini sangat banyak
pihak yang merasa dirugikan dengan beberapa kebijakan yang diterapkan Ahok selama menjabat Gubernur DKI Jakarta.
“Kepemimpinan Ahok caranya bicara tidak menyenangkan
banyak orang, saya lihat di televisi seorang ibu diteriaki maling,” katanya.
Hal tersebut dikemukakan Gus Solah saat melakukan
kunjungan silaturahim sebagai tokoh senior Nahdlatul Ulama (NU) di kantor
ECONIT milik Rizal Ramli, di Tebet-Jakarta Selatan, Senin (15 Agustus 2016).
Hari itu, bukan hanya Gus Solah yang berkunjung ke
tempat mantan Menko Kemaritiman dan Sumberdaya itu. Ada perwakilan masyarakat
dan federasi organisasi pedagang pasar Indonesia yang juga sengaja bertandang sebagai
wujud simpati terhadap Rizal Ramli, tokoh pejuang kerakyatan itu.
Dan pada hari-hari sebelumnya, pemandangan kunjungan serupa
juga tak pernah berhenti (sambung menyambung) dari berbagai kalangan berdatangan,
baik di kantor ECONIT maupun langsung di kediaman Rizal Ramli. Dan umumnya,
mereka meminta dan mendoakan Rizal Ramli agar dapat maju dalam Pilgub DKI 2017
mendatang.
Meski kedatangan Gus Solah tidak menyatakan secara
langsung dukungannya kepada Rizal Ramli, namun ia menilai, Rizal Ramli cocok
untuk maju sebagai orang nomor 1 di DKI Jakarta lantaran gaya kepemimpinan Ahok
saat ini sudah tidak beretika lagi.
Sehingga itu Gus Solah mengaku menolak Ahok sebagai bakal
calon gubernur petahana DKI Jakarta.
Namun penolakan tersebut ia tegaskan bukan karena
rasisme. “Kita menolak Ahok jangan karena etnis agama atau ras. Kita menolak
karena kebijakan,” ujar Gus Solah. Kebijakan yang dimaksud adalah “main” kasar dan
secara paksa dengan menyakiti hati banyak warga secara semena-mena.
Menurutnya, kepemimpinan dengan memaksakan kehendak
merupakan hal yang tidak baik untuk masa depan Jakarta. Dan ini sangat berbeda dengan
cara kepemimpinan Rizal Ramli.
Menurut Gus Solah, kepemimpinan Rizal Ramli menganut
sistem kepemimpinan gaya timur dengan lebih mengedepankan pendekatan diskusi
kepada semua pihak, merangkul dengan kasih sayang untuk mencari solusi bersama
secara langsung tanpa diikuti kekerasan apalagi penindasan.
Sehingga itu, Gus Solah pun berharap, pada momen
Pilkada DKI 2017 mendatang harus bisa memunculkan gubernur pilihan yang mampu membimbing
dan mengayomi seluruh warga DKI, terutama rakyat bawah secara penuh toleransi dengan
saling menjaga hak dan kewajiban demi kedamaian untuk semua golongan.
Olehnya itu Koalisi Organisasi Pemuda, Mahasiswa, dan
Pelajar DKI Jakarta MENANTANG SELURUH PARTAI POLITIK yang mengaku berpihak
kepada rakyat (bukan yang berpihak kepada kaum kapitalis) agar segera bergotong-royong
mengusung Rizal Ramli sebagai Cagub DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017
mendatang.
Sementara itu pada hari yang sama, namun di tempat
terpisah, Koalisi organisasi pemuda, mahasiswa dan pelajar DKI Jakarta mendesak
agar partai politik pemilik suara di DPRD DKI hendaknya segera memberikan
dukungannya terhadap sosok eks Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli.
Mereka menilai, Rizal Ramli yang sejak dulu jelas-jelas
sangat aktif membela rakyat kecil adalah sosok yang sangat tepat untuk
mempimpin Jakarta selama lima tahun ke depan.
Desakan koalisi organisasi pemuda, mahasiswa dan
pelajar DKI Jakarta itupun ditandai dengan sebuah kesepakatan bulat dalam
bentuk penanda-tanganan naskah konsensus dalam rangka menyukseskan Pilkada DKI
Jakarta 2017.
Naskah konsensus ditandatangani perwakilan koalisi
pemuda, mahasiswa, dan pelajar bertempat di Gelanggang Olah Raga (GOR) Johar
Baru, Jakarta Pusat, Senin (15 Agustus 2016) pukul 13.00 WIB.
Ketua Steering Committee Konsensus Koalisi Organisasi
Pemuda, Mahasiswa, dan Pelajar DKI Jakarta, Fajar Ardy Hidayatullah mengatakan,
salah satu kesepakatan yang tertuang dalam konsensus tersebut adalah dukungan
untuk ekonom senior Indonesia Dr. Rizal Ramli maju sebagai calon guberrnur DKI
Jakarta periode 2017-2022.
Menurut mereka, kepedulian dan keberpihakan Rizal
Ramli sudah sangat teruji dan terbukti sejak dulu tak pernah lelah membela
kepentingan rakyat, bangsa dan negara ini.