(AMS, Artikel)
PERBINCANGAN
sosok-sosok calon Gubernur DKI
Jakarta, hingga kini kian mengerucut pada satu nama yang dianggap sangat tepat memimpin
Jakarta sebagai ibukota Indonesia, yakni Rizal Ramli.
Sehingga hasil survei dari lembaga-lembaga survei “tertentu”
yang gencar ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta, saat ini pun nampaknya
hanya dianggap “sampah”.
Sebab, banyak pihak yang mengaku tak ingin
dibodoh-bodohi lagi dengan hasil survei yang cenderung tidak objektif, dan tak
sesuai dengan situasi “kebatinan” sebagian besar warga DKI Jakarta saat ini.
Selain menolak hasil survei yang dinilai tak objektif
tersebut, sebagian besar warga DKI Jakarta juga dengan tegas menolak calon
gubernur yang sikapnya jelas-jelas cenderung membela kepentingan kelompok
tertentu saja, yang justru hanya akan menindas ekonomi rakyat jelata serta
kalangan menengah ke bawah.
Olehnya itu, elemen-elemen masyarakat pun kini tak
tinggal diam untuk mengajak bersatu padu demi melahirkan sosok pemimpin (gubernur
DKI Jakarta) yang benar-benar berasal dari rakyat oleh dan untuk rakyat, yang
diyakini kepemimpinannya dapat membawa ketenangan, ketenteraman serta kedamaian
untuk semua golongan. Dan sosok yang dimaksud adalah Rizal Ramli.
Dan sampai hari ini, aspirasi Rizal Ramli for DKI-1
makin sulit terbendung. Dari seluruh penjuru DKI Jakarta pun terus menyuarakan
aspirasi dan tekatnya untuk mendukung penuh Rizal Ramli menjadi Gubernur DKI
Jakarta pada Pilkada 2017 mendatang.
Setelah JNIB, Kaum Buruh, Seniman, Budayawan, intelektual
dan mahasiswa, kaum pergerakan, masyarakat nelayan, dan berbagai komunitas
lainnya di Jakarta, kini giliran Generasi Muda Kong Hu Cu (Gemaku) yang menyuarakan
dukungan moralnya agar Rizal Ramli dapat dipilih menjadi Gubernur DKI
Jakarta pada Pilkada mendatang, sebab Rizal Ramli dinilai lebih mewakili semua
kalangan ketimbang Ahok.
Pemuda Kong Hu Cu ini pun mengaku ogah memilih Ahok yang
dinilainya hanya berani omong besar secara sangat kasar. Menurut mereka, pemimpin
yang harus dipilih bukan hanya sekadar sosok yang memiliki keberanian semata.
“Saat ini DKI tidak hanya membutuhkan seorang pemimpin
yang berani, melainkan juga harus memiliki prinsip yang seperti Confucius
katakan: (yakni) zhi, ren dan yong (berani, memiliki cinta kasih dan bijaksana),” ujar
Kristan selaku Ketua Presidium Generasi Muda Kong Hu Cu Indonesia, Minggu
(7 Agustus 2016).
Menurut Fokky Fuad selaku akademisi dari Universitas
Al-Azhar Indonesia, Confucius
adalah seorang filosof dunia yang mengajarkan nilai-nilai kebajikan dan
moralitas. Masyarakat penganut ajaran nilai-nilai Confucius yang mengutamakan
nilai moral (Li) cenderung untuk menyatu dengan alam. Penyatuan dan keselarasan
hidup manusia dengan alam menjadikan masyarakat Confucius cenderung untuk menghindar
dari konflik, baik konflik dengan sesama manusia maupun konflik dengan
lingkungan alam.
Ketiga prinsip itu, kata Kristan, ada di dalam diri
Rizal Ramli. “Ahok mungkin benar berani dalam memimpin, namun dia tidak
memiliki prinsip cinta kasih dan bijaksana. Sosok ketiga prinsip itu menurut
saya ada dalam sosok RR,” ujarnya.
Pemuda Kong Hu Cu bahkan percaya Rizal Ramli adalah merupakan
sosok yang sudah clear, terbukti
sangat menjunjung tinggi pluralisme dan Bhineka Tunggal Ika.
Bukan cuma itu, pemuda Kong Hu Cu yakin bahwa Rizal
Ramli adalah salah satu pelanjut perjuangan Gus Dur yang paling konsisten dan
bertanggung jawab. “Saya yakin RR mampu mengayomi dan menjaga Jakarta yang
multikultural menuju Jakarta yang harmoni dan sejahtera,” pungkas Kristan.