(AMS, Artikel)
KETIKA menyadari
alasan sebenarnya pencopotan Rizal Ramli dari kabinet, warga DKI Jakarta
dari berbagai penjuru dan kalangan pun seketika melihat munculnya sosok pembawa
harapan dan kebangkitan guna melepaskan diri dari keterpurukan untuk perubahan dan kejayaan,
yakni Dr. Rizal Ramli.
Olehnya itu, warga DKI Jakarta dari berbagai lapisan
itu pun, dapat dipastikan tidak akan menyia-nyiakan sosok Rizal Ramli untuk
segera “dipaksa” agar dapat segera maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. Apalagi kaum pergerakan juga buruh sudah menyatakan dukungannya terhadap Rizal Ramli forDKI-1.
Bahkan Relawan Jokowi yang tergabung dalam Jaringan
Nasional Indonesia Baru (JNIB) juga saat ini telah mulai bergerak menggalang
dukungan buat mantan Menko Kemaritiman tersebut.
Mengetahui Rizal Ramli mendapat dukungan untuk maju
bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta, Ahok seakan memperlihatkan “kekuatirannya”
dengan menyebut bahwa Rizal Ramli bisa jadi Gubernur Bank Indonesia (BI), kalau
Gubernur DKI itu tidak mungkin.
Namun sejumlah pengamat politik justru “melarang”
Rizal Ramli untuk sebaiknya menolak jabatan sebagai Gubernu BI jika ada “tawaran”
dari pihak istana. Alasannya, jika negeri ini masih terindikasi dikuasai oleh
rezim licik, Rizal Ramli percuma menduduki jabatan Gubernur BI tersebut. Bahkan
jika Rizal Ramli menerima tawaran itu, maka rakyat malah akan menilai Rizal
Ramli adalah pemburu jabatan.
Dan memang, hingga saat ini, Rizal Ramli terus
mendapat aliran aspirasi yang sangat deras dari berbagai penjuru kalangan warga
DKI Jakarta agar dapat segera maju bertarung dalam Pilkada DKI.
Sebab mereka percaya, bahwa sosok penantang yang
sebenarnya yang diyakini dapat mematahkan calon petahana (Ahok) di ajang Pilkada
DKI Jakarta adalah Rizal Ramli.
Pasalnya, Rizal Ramli SECARA NYATA-NYATA SUDAH MEMBUKTIKAN
KEBERPIHAKANNYA (sekali lagi, sudah membuktikan keberpihakannya) yang sangat
besar kepada seluruh warga DKI Jakarta (terutama bagi kalangan menengah ke
bawah).
Jadi, soal keberpihakan Rizal Ramli terhadap
kepentingan khalayak banyak tak perlu diragukan lagi. Sebab, jabatan yang
sangat strategis pun rela ia pertaruhkan demi membela rakyat kecil. Dan itu bukan kali pertama ia lakukan.
Pada Mei 2008, Rizal Ramli dengan menduduki jabatan “basah”
sebagai Komisaris Utama pada PT. Semen Gresik (sekarang PT Semen Indonesia) juga
rela dan ikhlas ia lepaskan.
Ketika itu, Rizal Ramli dicopot dari jabatannya sesaat
setelah berjuang dengan sangat sengitnya membela kepentingan rakyat kecil,
yakni turun ke jalan dan memimpin langsung aksi unjuk-rasa di depan Istana
Negara menolak kenaikan harga BBM, dan bersama-sama dengan kurang lebih 20
ribuan rakyat (terdiri mahasiswa, buruh, sopir angkutan, petani, nelayan dan
lain sebagainya) mendesak pemerintah untuk segera menurunkan harga-harga
kebutuhan pokok yang dirasa amat mencekik rakyat ekonomi kecil.
Sehingga itu, memang tak salah apabila dikatakan rugi buat
warga DKI Jakarta terutama partai politik jika tak mengusung Rizal Ramli untuk
menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kalaupun nanti pada Pilpres (Pemilu) 2019 Rizal
Ramli dianggap layak untuk dimajukan sebagai Calon Presiden, maka itu adalah
terserah pada situasi dan kondisinya.
-----
SALAM PERGERAKAN PERUBAHAN