(Artikel, AMS)
SEMUA orang tahu, bahwa sesungguhnya bangsa dan negara ini sedang “babak-belur” dihantam berbagai masalah berat dari berbagai penjuru. Sehingga itu, pasca Pilpres 2014 ini, kita tentu sangatlah menantikan dan amat berharap agar Jokowi-JK segera dapat melahirkan struktur kabinet yang berisi orang-orang tepat dan mumpuni.
Tak salah jika sejumlah tokoh dari berbagai kalangan, pengamat politik, LSM, serta lembaga survei pun ikut memunculkan nama-nama calon menteri, guna membantu pasangan Presiden terpilih Jokowi-JK agar tidak salah menunjuk dan menempatkan orang-orang ke dalam kabinetnya.
Dari nama-nama calon menteri yang kini banyak beredar di publik, baik itu merupakan “bocoran” dari tim Transisi Jokowi-JK maupun hasil survei dari sejumlah lembaga peneliti, menunjukkan adanya beberapa calon menteri yang benar-benar dinilai telah matang dan sudah “siap pakai” (bekerja) guna memudahkan pencapaian visi-misi Pemerintahan Jokowi-JK.
Dan salah satu calon menteri yang dimaksud tersebut adalah Dr. Rizal Ramli. Sebab di mata banyak kalangan, dibanding calon-calon menteri lainnya, Rizal Ramli adalah sosok yang sudah sejak dulu giat menumpahkan pikiran, waktu dan tenaganya pada setiap permasalahan, terutama permasalahan perekonomian yang dihadapi oleh bangsa dan negara ini.
Meski dari waktu ke waktu ia tak pernah bernaung dalam satu parpol mana pun, namun Rizal Ramli tak jua pernah merasa lelah, selalu saja bersemangat dan tetap konsisten berjuang bersama putra-putra bangsa lainnya yang “seideologi” dengannya.
Bahkan secara khusus, ia selalu tampil menyuarakan dan memperjuangkan ajaran Trisakti sejak dulu melalui berbagai gerakan, yakni dimulai sejak ia masih sebagai aktivis mahasiswa ITB. Dan hingga detik ini, anggota panel ekonomi di badan dunia (PBB) ini pun tetap memegang ideologinya itu dengan membangun barisan “Perubahan” demi membuat Indonesia Hebat berdikari dalam bidang ekonomi.
Olehnya itu, dari semua calon menteri yang ada saat ini, harus diakui bahwa Rizal Ramli adalah calon menteri yang lebih matang dan lebih siap untuk bekerja, terutama dalam mengatasi keadaan ekonomi bangsa yang hingga saat ini sangat dihimpit beban berat.
Menyadari kondisi ekonomi bangsa dan negara yang sudah parah seperti saat ini, Jokowi-JK sangat keliru jika harus mengabaikan ekonom senior seperti Rizal Ramli lalu memberi “hadiah” kepada orang baru untuk langsung menangani urusan berat.
Artinya, Jokowi-JK hendaknya menghindari euforia atas kemenangannya pada Pilpres 2014 lalu, yakni dengan tidak melakukan bagi-bagi jabatan dalam kementerian secara serampangan kepada para timsesnya saja.
Namun sampai saat ini saya masih yakin, Jokowi-JK tentu bisa melihat siapa figur-figur calon menteri yang benar-benar matang dan betul-betul serius serta sungguh-sungguh siap untuk langsung bekerja tanpa harus melakukan “pemanasan” lebih dulu.
Dan sejauh ini, tidak sedikit pengamat politik menilai bahwa salah satu figur calon menteri yang paling berpeluang ditunjuk sebagai menteri karena memiliki kompetensi dan integritas tinggi adalah Rizal Ramli.
Bahkan sejumlah pakar politik lainnya sangat yakin, bahwa Rizal Ramli adalah sosok ekonom yang lebih layak dan mumpuni dalam menangani masalah ekonomi bangsa di banding ekonom lainnya.
Apalagi memang sejauh ini pula, harus diakui bahwa dari calon-calon menteri yang ada, hanyalah Rizal Ramli yang sudah memiliki gagasan-gagasan dan konsep perubahan yang jelas, dan sangat relevan seirama dengan ajaran (ideologi) Trisakti yang sedang diusung oleh Pemerintahan Jokowi-JK ke depan.
Gagasan dan konsep perubahan yang dimaksud di antaranya adalah gagasan Rizal Ramli seputar masalah harga BBM, pemberantasan mafia dan pengelolaan migas; gagasan tentang APBN yang sehat; perbaikan nasib buruh, petani-nelayan, dan TKI; gagasan pengendalian ekspor-impor; dan tak luput pula gagasannya tentang pemberantasan korupsi; hingga gagasan pembangunan di dunia pendidikan, serta sejumlah gagasan efektif dan solusi praktis lainnya yang hasil akhirnya adalah membuat Indonesia hebat berdikari dalam bidang ekonomi.
Dari rekam jejak, berikut semua gagasan dan konsep Rizal Ramli yang menuju pada gerakan perubahan tersebut, dengan melibatkan penilaian secara objektif, maka Jokowi-JK tentu bisa dengan bijak menunjuk orang sekelas Rizal Ramli agar segera diposisikan sebagai “tulang punggung” dalam kabinet guna menangani urusan ekonomi bangsa dan negara.
Sebab diketahui bahwa pemerintahan SBY sebentar lagi hanya akan mewariskan “tulang belulang” buat pemerintahan Jokowi-JK, terutama sekali dalam hal keuangan dan fiskal, maka sungguh sangatlah keliru dan amat beresiko jika Jokowi-JK hanya menunjuk orang-orang yang “baru coba-coba” memegang tugas sebagai menteri di bidang ekonomi.
Namun terlepas dari semua itu, selanjutnya, tentu saja terserah kepada Jokowi-JK sebagai pasangan Presiden-RI terpilih untuk menggunakan hak prerogatifnya. Monggo dan tabe puang..!!!