Wednesday, 15 June 2011

Negeri yang Subur ini “Pengekspor” Koruptor

DARI nenek moyang kita berabad-abad silam yang lalu, tanah dan negeri Indonesia dikenal sangat subur serta sangat melimpah kekayaan alam darat dan lautnya, pun dengan udara yang sejuk. Tak salah jika orang-orang dari negara luar ada yang menyebut Indonesia sebagai tanah surga, dan dapat membuat tumbuh apa pun yang dilempar di atas permukaan tanahnya.

“..Bukan lautan hanya kolam susu, ..Kail dan jala cukup menghidupmu, ..Tiada badai tiada topan kau temui, ..Ikan dan udang menghampiri dirimu. …Orang bilang tanah kita tanah surga, ..Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.” Begitulah penyanyi legendaris, Koes Plus, juga telah menggambarkan kesuburan Indonesia ke dalam lirik lagunya.

Namun kini, lihatlah apa yang terjadi dengan sumber daya dan kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpat itu? Yaa..ampun, ternyata banyak sekali yang belum disentuh dan digarap maksimal lantaran dana miliaran bahkan triliunan rupiah dari APBN/APBD yang sedianya diperuntukkan kepada upaya pemberdayaan seluruh rakyat, termasuk memberi bantuan kepada para petani dan nelayan guna peningkatan produktivitas mereka, ternyata malah lebih banyak yang masuk ke kantong oknum-oknum pejabat, dan dilahap oleh politisi-politisi parpol penguasa. Sehingga hal ini membuat rakyat makin terlunta-luntah dan terluka dalam ketidakberdayaan. Hukum dan sumpah pun bagai barang ronsokan yang dapat dijual murah demi kepentingan orang-orang tertentu. Sungguh kejam dan amat mengerikan negeri ini.

Entah kepada siapa lagi rakyat menggantungkan harapannya, karena wakil-wakil mereka nampak lebih sibuk memburu kepentingan diri sendiri dan lebih memperhatikan kelompok masing-masing. Celakanya, rakyat kini semakin bingung untuk kepada siapa lagi mereka percaya agar kesejahteraan bisa cepat tercapai di tengah-tengah masyarakat, sebab partai penguasa saja seakan kini telah nampak menghalalkan korupsi.

Sungguh, saat ini Indonesia amat banyak memiliki pemimpin yang berwajah malaikat tetapi berhati iblis dengan menciptakan banyak masalah untuk penderitaan rakyatnya. Tengok saja, masalah pemberantasan korupsi, yang hingga saat ini pun belum banyak menyenangkan hati rakyat karena jumlah koruptor makin tumbuh subur dari hari ke hari. Saking suburnya, sampai-sampai Indonesia kini telah berkali-kali “mengekspor” koruptor ke luar negeri. Mengapa? Karena koruptor ternyata dapat lebih bisa memberikan kesenangan hidup bagi para “produsen” yang terlibat di dalamnya, termasuk para “eksportir-nya”

Dan, Nazaruddin adalah satu-satunya orang yang dicap sebagai koruptor yang telah diekspor oleh para “produsennya”. Anehnya, Presiden SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ternyata tak bisa berbuat banyak untuk segera menuntaskan masalah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu. Parahnya, Partai Demokrat yang menvonis dirinya sebagai partai terdepan memberantas korupsi, malah kini para pengurusnya berlomba-lomba membela Nazaruddin dengan berusaha mengulur-ulur proses hukumnya.

Tetapi ini tak perlu diherankan, karena para “pembela” Nazaruddin bersama koruptor-koruptor lainnya tersebut telah terlanjur mendapat kesenangan. Artinya, mereka tentu tak ingin kesenangan yang mereka rasakan itu hilang begitu saja. Sehingga, apapun pasti ingin mereka lakukan, termasuk membohongi publik dan memutar balikkan fakta, yang tidak lain hal ini tentu lebih menyakitkan dan melukai hati rakyat lagi.

Dengan adanya masalah yang melilit Nazaruddin, maka hanya ada dua jalan keluar yang harus ditempuh oleh Presiden SBY terhadap krisis kepercayaan ini. Yaitu pertama, Presiden harus dengan tegas setegas-tegasnya bertindak untuk segera memaksa Nazaruddin pulang ke tanah air untuk menjalani proses hukum. Jika tidak mampu, maka SBY hanya punya satu pilihan sebagai pilihan kedua, yakni mempertimbangkan kembali untuk segera mengundurkan diri sebagai presiden, karena substansial masalah ini adalah masalah bersama, bukan masalah partai Demokrat saja. Ayo, buktikan kalau memang SBY berBUDI pekerti!

————–Nitip, saya juga mau “ekspor”, tapi bukan ekspor kuruptor..lo, cuma saya ekspor video anak bangsa: KLIK DI SINI.