(AMS, Artikel)
PEMILU 2014 memang baru saja usai, tetapi bukan berarti pemenang Pemilu (Pileg maupun Pilpres) bisa dengan serta merta bernafas lega.
PDI-P sebagai pemenang Pileg sekaligus pemenang Pilpres bersama “grupnya”, Koalisi Indonesia Hebat (KIH), boleh jadi mulai saat ini hingga di hari-hari mendatang akan lebih banyak mengalami “sesak nafas”.
Ya, saat ini kita sudah melihat dan tahu dengan jelas, bahwa dua lembaga negara yang paling strategis, DPR-RI dan MPR-RI, kini dikuasai oleh Koalisi Merah Putih (KMP) yang menjadi rival tunggal KIH dalam Pemilu 2014 lalu. Dan tak satu pun kursi pimpinan DPR-RI maupun MPR-RI yang berhasil diduduki oleh KIH.
Di jajaran pimpinan DPR-RI 100% dikuasai KMP, yakni Setya Novanto selaku Ketua (Golkar), dan 4 lainnya adalah sebagai wakil ketua, masing-masing adalah Fadli Zon (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Taufik Kurniawan (PAN) dan Agus Hermanto (Demokrat).
Sementara perebutan kursi pimpinan untuk MPR-RI, KIH yang mengajukan paket Calon Ketua, Oesman Sapta Odang (DPD), dan empat Calon Wakil Ketua yakni Ahmad Basarah (PDIP), Imam Nahrawi (PKB), Patrice Rio Capella (NAsDem), dan Hazrul Azhar (PPP), dipatahkan oleh KMP.
Pada Sidang Paripurna yang berlangsung selama hampir lima jam, Selasa tengah malam hingga Rabu dini hari (8 Oktober 2014) paket pimpinan MPR-RI yang diajukan KMP berhasil muncul sebagai pemenang melalui voting dengan hasil 330 suara untuk paket KIH dan 347 untuk paket KMP.
Paket KMP yang terdiri Ketua, Zulkifli Hasan (PAN), E.E Mangindaan (Demokrat), Mahyiddin (Golkar), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta Odang (DPD), akhirnya resmi dilantik oleh Ketua Mahkamah Agung (MA), Rabu jelang pagi sekitar pukul 5.30 (8 Oktober 2014).
Sungguh, DPR-RI dan MPR-RI kini benar-benar dikuasai KMP, dan ini akan menjadi sebuah hambatan sekaligus ancaman besar bagi Jokowi-JK di level yang sangat membahayakan. Sebab, Pemilu 2014 boleh saja sudah dianggap selesai, tetapi tidak dengan pertarungan politik.
Meski saya sudah berusaha untuk mencoba melibatkan pemikiran positif tentang postur politik yang terbangun saat ini, di mana Kepala Negara memang benar dipegang oleh KIH, namun DPR-RI dan MPR-RI dikuasai oleh KMP, membuat pemikiran saya hanya lebih cenderung menyimpulkan bahwa Jokowi dengan KIH-nya akan mengalami “babak-belur” di arena pertarungan politik, baik di tingkat eksekutif terlebih di level legislatif yang memang tak pernah sepi dari pergesekan dan persaingan politik secara negatif untuk kepentingan kelompok masing-masing.
Sehingganya, saya berani mengatakan bohong dan omong kosong jika KMP benar-benar sudi dengan sekuat tenaga ingin mendukung jalannya pemerintahan Jokowi-JK untuk lima tahun ke depan hingga sukses.
Saya bahkan bisa merasakan betapa Jokowi saat ini sedang dirundung kecemasan yang amat mendalam. KIH yang diharap bisa menjadi kekuatan pendorong memuluskan program-program kerja pemerintahan, hampir dipastikan tidak akan bisa berkutik menghadapi keperkasaan KMP di zona DPR dan MPR. Sekali lagi, ini dalam konteks pertarungan politik, yang sudah pasti tidak akan pernah sepi dari sikuk-menyikuk dan saling menjatuhkan, baik kawan apalagi lawan.
Dan Jokowi tentu saja sangat menyadari hal ini sebagai momok yang sangat menyeramkan, yakni ibarat seekor rusa yang sedang berada di tengah-tengah kerumunan harimau yang sangat kelaparan.
Apabila kondisi sulit tersebut tak mampu diatasi dan dihadapi oleh Jokowi-JK dengan langkah-langkah strategi yang super-jitu, maka boleh jadi KMP mungkin tetap membiarkan Jokowi sebagai presiden tetapi dengan satu “misi”, yakni KMP ingin menjadikan Jokowi sebagai presiden pertama dengan kinerja yang sangat buruk dan menyedihkan sepanjang sejarah pemerintahan.
Dan jika misi KMP itu tercapai, maka tentu Jokowi tak lebih hanya akan menjadi sebuah malapetaka bagi negeri ini sebagai seorang presiden yang tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti “syahwat politik” KMP.
Sebaliknya, Jokowi Presiden hanya bisa disebut sebagai sebuah anugerah apabila KMP bisa mendukung secara penuh seluruh agenda dan program kerja Jokowi-JK dengan capaian atau kinerja yang sangat memuaskan bagi bangsa dan negara ini. Mampukah???