(AMS, opini)
Mulai hari ini hingga besok, Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat (PD) akan digelar di Sentul Internasional Convention Centre (SICC), Bogor. Petugas keamanan jalannya Rakornas tersebut akan dikerahkan 1.762 personel gabungan dari TNI, Polri dan Satgas Partai Demokrat.
Sebelumnya, ada isu Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelindingkan oleh Komunitas Anak Muda (KAUM) Demokrat Sejati. Ketua Umum KAUM Demokrat Sejati, Herbert Sitorus, menilai KLB penting digelar karena banyak elit partai terseret kasus korupsi.
Herbert menyebutkan tiga kasus, yakni korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games, proyek pengadaan alat kesehatan, dan proyek pembangunan dermaga. Kepada media, semua nama politisi Demokrat disebut dalam kasus-kasus itu.
Disusul pula dengan makin memanasnya Nazaruddin mengungkapkan “aib” sejumlah kader PD termasuk Anas Urbaningrum yang dituduh sebagai dalang kongkalikong di tubuh PD oleh Nazaruddin.
Bahkan ada Isu lain yang menyebutkan, bahwa Rakornas PD boleh jadi akan diarahkan untuk melengserkan Anas lalu memunculkan Ani Yudhoyono (Ibu Negara) sebagai Ketua Umum PD.
Entah benar tidaknya isu-isu tersebut, tetapi yang pasti Rakornas PD kali ini mengusung tema: konsolidasi, perbaikan peningkatan kinerja.
Menggarisbawahi kata perbaikan pada tema tersebut, nampaknya boleh jadi merupakan salah satu alasan pembenaran terhadap munculnya isu-isu tersebut.
Namun khusus isu KLB ini dibantah langsung oleh Ketua Steering Committee Rakornas PD, Jhonny Allen Marbun. Dia mengatakan, soal adanya permintaan kader agar Anas Urbaningrum mundur sebagai Ketua Umum, yang berbicara itu adalah bukanlah kader pengurus lagi.
Sehingga orang-orang tersebut, menurut Jhonny, tak punya suara untuk mewacanakan hal itu. “Kalau hanya saran dan pendapat, kita perhatikan. Kalau caranya begitu ya tidak bisa. Sebab itu ada aturan mainnya. Rakornas bukan untuk pergantian pengurus,” kata Jhonny.
Tapi sayangnya, tidak sedikit pihak yang memandang, bahwa saat ini PD di ambang kerapuhan karena dililit masalah yang tidak ringan. Sehingga sebagai partai berkuasa saat ini, PD pun dinilai sulit untuk mengembalikan kepercayaan rakyat karena dianggap telah dinodai oleh para kadernya sendiri. Dan kondisi ini lebih diperparah lagi dengan munculnya pengakuan Nazaruddin melalui sebuah wawancara via skype dengan wartawan independen Iwan Pilliang. Nampak Nazaruddin seakan tanpa beban dengan lugas mengupas dan merobek-robek luka-luka Demokrat yang telah menganga.
Dari wawancara tersebut, Nazaruddin lebih banyak menyebut nama Anas sebagai dalang dari permainan proyek suap-menyuap. Bahkan, kemenangan Anas sebagai Ketua Umum PD adalah hasil penyuapan, serta kekayaan Anas yang saat ini dinilai melimpah itu disebutkan oleh Nazaruddin adalah dari hasil korupsi.
“Untuk beli rumah dan mobil Anas itu dari APBN,” ungkap Nazaruddin dalam rekaman percakapan dengan Iwan Pilliang melalui skype yang disiarkan stasiun Metro TV, Jakarta, Jumat (22/7/2011).
Seperti diketahui, Anas disebut memiliki mobil mewah berupa Toyota Alphard, Range Rover dan Hummer. Anas saat ini juga sedang membangun rumah megah di kawasan Duren Sawit. “Semua ada catatannya, bulan Februari lalu ada 1 juta dollar ke Anas,” tambah Nazaruddin.
Segala pola dan sistem bagaimana proyek APBN itu didapatkan, ungkap Nazaruddin, Anas yang atur. “Saya hanya menjalankan saja,” tutur Nazaruddin.
Olehnya itu, jika PD benar-benar mau melakukan perbaikan, maka Rakornas yang dimulai hari ini tak bisa luput dari pembahasan tentang “Rakornas”= Rapat [dugaan] Korupsi Anas, dan “Rakornaz”= Rapat [dugaan] Korupsi Nazaruddin. Sebab, sekiranya siapapun yang nanti naik menggantikan Anas, misalnya Andi Mallarangeng, Edhie Baskoro ataupun Ani Yudhoyono, maka tentu Nazaruddin tidak akan pernah diam.
Jika demikian adanya, maka peserta Rakornas PD jangan hanya datang, duduk, diam, dongkol. Harus berani mendesak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina untuk segera mengambil ketegasan melalui langkah riil demi menyelamatkan bangsa dan negara ini. Kalau tidak, maka rakyat betul-betul tidak akan pernah percaya lagi kepada PD karena penuh “luka”.
“Selama Nazaruddin menjadi buron dia akan terus melempar bom dan memunculkan luka-luka ke Demokrat,” ujar seorang pengamat politik, Muhammad Qodari, seperti yang dilansir Liputan6.com, Jumat (22/7).