(AMS, opini)
SEJAK Rusli Habibie dinilai sebagai bupati hebat karena mampu menunaikan pembangunan di Gorontalo Utara dengan hasil yang begitu nyata dalam waktu singkat, yakni belum setengah periode.
Dan sejak Rusli Habibie berhasil terpilih aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo, menggantikan Fadel Muhammad. Maka sejak itulah, nama Rusli Habibie langsung melejit menjadi bintang baru yang mulai bersinar, dan tidak sedikit yang percaya dan meyakini, bahwa Rusli Habibie akan semakin bersinar dan bercahaya di persada Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun.
Bagaimana tidak, di dunia politik Rusli Habibie yang sebelumnya mungkin hanya dipandang sebelah mata oleh para pendekar politik di Provinsi Gorontalo, malah kini berhasil menjadi sosok terdepan yang sangat diperhitungkan, baik oleh kawan maupun lawan.
Dapat ditengok, rutinitas Rusli Habibie menjadi makin meningkat intensitasnya, baik sebagai Bupati Gorontalo Utara maupun selaku Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo.
Intensitas rutinitas Rusli Habibie itulah yang kemudian menimbulkan konsekuensi bersentuhan dengan masyarakat dari seluruh lapisan, terutama rakyat paling bawah.
Banyak bersentuhan dan bersahabat dengan masyarakat (tanpa memandang golongan, suku, agama dan ras) inilah yang selanjutnya membuat sikap, naluri, dan perilaku serta karakter Kepemimpinan alami Rusli Habibie terbentuk secara matang. Kemudian ini dipertangguh dan diperkokoh lagi dengan sikapnya yang senantiasa menempatkan ketegasan dan kedisiplinan sebagai bagian dalam bertindak.
Ketegasan dan kedisiplinan sangat nampak melahirkan kedewasaan terhadap pentingnya kepedulian. Dan hal ini terlihat jika Rusli Habibie telah mematok langkah-langkah keberpihakan kepada rakyat miskin, dengan tak segan-segan, dan tidak tanggung-tanggung memberikan yang terbaik kepada rakyat miskin tersebut dengan sepenuh hati dan jiwanya.
Inilah semua organ-organ tubuh kepemimpinan yang terbentuk dalam diri Rusli Habibie saat ini. Sehingga tak heran, tidak sedikit masyarakat kini pun mengaguminya dan memberinya dukungan untuk bisa maju dalam pemilihan gubernur periode 2012-2017 mendatang, baik itu diusung oleh partai maupun tidak.
“Bahasa” ini muncul, karena Golkar hingga saat pun ini belum bisa menjamin apakah mengusung Rusli atau justru selain Rusli. Pasalnya, ada sejumlah nama yang juga akan bersaing dalam survei penentuan calon yang dilakukan oleh Golkar.