(AMS, Opini)
ADA banyak tokoh-tokoh yang semula berapi-api menonjolkan dan membangga-banggakan diri sebagai figur yang paling layak memimpin negeri ini. Namun karena tidak terakomodir sebagai capres atau cawapres, para tokoh itu pun kini ramai-ramai menyeberang dan terang-terangan mendukung pasangan capres resmi masing-masing yang ada saat ini.
Bahkan ada sejumlah tokoh yang awalnya sangat berharap dapat ditelorkan sebagai capres atau cawapres dari parpol yang menjadi idamannya, namun karena tidak sesuai yang diharapkannya, maka tokoh-tokoh tersebut itu pun tak tanggung-tanggung berbalik arah melawan pasangan capres yang diusung oleh parpol idamannya tersebut.
Siapa-siapakah para tokoh tersebut? Saya tak perlu menyebutkannya, kita-kita tentu sudah bisa mengetahuinya dan silakan ditunjuk sendiri batang hidungnya! Sebab mereka-mereka itulah sesungguhnya pemburu kekuasaan (jabatan).
Olehnya itu, para capres yang ada saat ini hendaknya bisa sedini mungkin mewaspadai ambisi dan nafsu dari sejumlah tokoh oportunis tersebut. Sebab, tokoh-tokoh seperti itulah yang kelak sangat berpotensi merusak dan menggagalkan misi-visi pemerintahan yang akan datang.
Saya masih ingat betul, beberapa bulan lalu ada sejumlah tokoh yang sangat menyanjung Jokowi, dan di sisi lain juga ada tokoh yang memuji-muji Prabowo. Namun karena tidak dirangkul sebagai capres atau cawapres oleh keduanya (Prabowo maupun Jokowi), tokoh-tokoh itu menyeberang dan menjelma menjadi lawan.
Dan hal ini sangatlah berbeda dengan sosok ekonom senior, Dr. Rizal Ramli. Yang meski tidak berhasil digaet sebagai capres ataupun cawapres, namun hingga kini ia tetap bisa mempertahankan karakternya sebagai tokoh yang benar-benar berpegang pada prinsipnya, yakni masih tetap sebagai tokoh profesional yang independen dan pro-rakyat menegakkan ekonomi kerakyatan.
Seharusnya, sikap yang ditampilkan oleh Rizal Ramli inilah yang hendaknya diikuti oleh para tokoh-tokoh oportunis tersebut. Artinya, jika tidak terakomodir menjadi capres atau cawapres, maka langkah paling bijak yang harus ditempuh adalah sebaiknya kembali bergabung bersama rakyat, bukan malah menyeberang dan menjadi lawan oleh salah satu pasangan capres yang ada.
Sejauh ini, pihak-pihak tertentu memang masih ada yang meragukan pendukung Rizal Ramli secara kasak mata mungkin dinilai jumlahnya tidaklah begitu banyak. Tetapi meski begitu, kualitas terobosan Rizal Ramli dalam melakukan perubahan seperti yang diinginkan rakyat tidaklah perlu diragukan lagi.
Sebab, Rizal Ramli selama ini sangat nampak bukanlah tipe tokoh penjilat. Ia sosok cerdas serta pekerja keras. Dan ia adalah seorang putra bangsa yang benar-benar sejak dahulu kala telah berani berkorban dalam membela hak-hak rakyat.
Sehingga itu, ia tak pernah ingin terlibat dalam suasana yang memaksa untuk saling menyakiti dan menciderai hati rakyat satu sama lain melalui dukung-mendukung pada ajang Pemilu. Sebab, sekali lagi, ia memang sudah sejak dulu selalu tampil secara independen bersama rakyat, dan itu akan dilakukannya sampai kapan pun secara konsisten.