(Artikel, AMS)
DIBANDING seluruh debat capres yang sudah digelar, debat capres sesi II yang bertema “Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial” tentulah yang amat penting untuk didalami. Sebab, di bidang inilah terletak permasalahan krusial bangsa selama ini, dan bergantung banyak harapan agar dapat mengubah nasib bangsa untuk 5 tahun ke depan.
Sehingga visi-misi pembangunan ekonomi dari kedua capres yang ada saat ini pun adalah menjadi sangat penting untuk dapat benar-benar dipahami oleh semua pihak.
Bersamaan dengan diselenggarakan Debat Capres sesi II di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu malam (15/6/2014), -- di tempat terpisah di SindoTV juga menyajikan siaran De Voters secara live menghadirkan Amalia E. Maulana, PhD selaku Etnograf dan a brand consultant, serta Dr. Rizal Ramli selaku mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid.
Tentu saja, acara De Voters yang dipandu oleh Hardi Hermawan itu selain diharapkan dapat memberikan pandangan atau analisa dari kedua analisis tersebut, juga dimaksudkan untuk dapat menjadi masukan kepada para capres sekaligus sebagai pencerahan bagi semua kalangan.
Dari visi pembangunan ekonomi yang telah dikemukakan dan digambarkan oleh masing-masing capres pada debat capres sesi II tersebut, menurut Rizal Ramli, adalah sangat umum sekali.
Menurutnya, yang perlu di-cek (digali) itu adalah konsistensinya. “Antara visi-misi, target-target kuantitatif dan kebijakan itu harus koheren,” ujar Rizal Ramli yang juga dikenal sebagai Ekonom Senior itu.
Rizal Ramli memberi contoh, bahwa semua (para capres) berpidato untuk meningkatkan lapangan pekerjaan. “Tapi begitu (bicara) target, targetnya cuma dua juta pertahun,” katanya.
Rizal Ramli yang juga selaku sala satu anggota panel ekonomi di badan dunia (PBB) itu pun menjelaskan, bahwa satu persen pertumbuhan ekonomi itu sekitar 400 hingga 500 ribu. Jadi kalau dua juta, berarti target yang ingin dicapai pertumbuhan ekonominya adalah hanya 5 hingga 6 persen.
“Loh, kalau begitu tidak ada pertumbuhan yang siginifikan,” lontar Rizal Ramli seraya membandingkan pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan SBY hingga terakhir ini.
Meski begitu, Rizal Ramli berpikir positif, bahwa mungkin waktu menyiapkan visi-misi para capres itu dalam kondisi buru-buru.
Menyinggung visi tentang land-reform, Rizal Ramli menilai, bahwa di era SBY pun sudah memunculkan program seperti itu, tetapi pelaksanaannya tidak ada yang jadi-jadi (terwujud).
Sedangkan soal Jaminan Sosial Nasional, menurut mantan Menteri Keuangan ini, justru sudah diselesaikan. “Kami bersama tokoh-tokoh buruh memperjuangkan supaya ada undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Sosial Security Sistem, untuk seluruh rakyat Indonesia itu kita tiga tahun, sampai-sampai (diwarnai) demonstrasi,” ujar tokoh yang ketika menjadi aktivis mahasiswa pernah dipenjara karena menentang keras Soeharto ini.
Namun Rizal Ramli menilai para capres sudah berusaha tampil baik. “Menurut saya dua-duanya (kedua capres) lumayan. Tapi tentu harus ada perbaikan (visi-misinya),” tutur Gus Romli, sapaan akrab Rizal Ramli di kalangan Nahdliyin.