(AMS, reportase)
MUNCULNYA kondisi buruk yang karut-marut pada Bangsa Indonesia saat ini sesungguhnya disebabkan oleh kelompok-kelompok yang punya pola pikir dan tingkah laku sama dengan di zaman Jahiliah. Dan kelompok tersebut saat ini sedang berkuasa. “Jadi boleh dikata, kita saat ini hidup di zaman Jahiliah,” ujar DR. Rizal Ramli dalam prolognya selaku narasumber dalam acara Diskusi Publik Perhimpunan Mahasiswa Jakarta (PMJ) yang mengusung tema: “Menelusuri Jejak Perjalanan Kasus Century & BLBI Sebuah Tantangan Penegakan Hukum di Indonesia”, Senin (17/6/2013), di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM)-Jakarta.
Indonesia saat ini, menurutnya, benar-benar telah berada di zaman Jahiliah. Bisa disaksikan, korupsi (termasuk merampok uang rakyat), mengonsumsi narkoba, dan kegiatan yang menjurus pada amoral lainnya sudah seakan menjadi kegemaran bagi para penguasa dan elit-elit di negeri ini. Tak heran, kekacauan dan keresahan pun di mana-mana terjadi, tawuran, teroris, anarkis, pembantaian, kekerasan dalam rumah tangga, penculikan, nestapa TKI dan TKW, penindasan dan penggusuran PKL, dan lain-lain, semuanya terjadi tanpa diikuti dengan solusi.
“Banyak yang beribadah ke masjid, ke gereja dan di tempat-tempat ibadah lainnya, tetapi kelakuan penguasa dan elit-elitnya sungguh sangat terlihat jahiliah. Pengelolaan kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah, justru diserahkan kepada asing, bukannya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Parahnya, sudah begitu, penguasa malah merampas uang rakyat pula melalui kegiatan korupsi demi kepentingan kelompok dan golongannya semata,” jelas Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Gus Dur itu.
Namun Rizal Ramli yang kini aktif sebagai Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP) ini mengaku optimis, Indonesia pada saatnya nanti akan bangkit dan segera membebaskan diri dari jeratan kelompok penguasa yang Jahiliah.
Tentang zaman Jahiliah ini, Rizal Ramli kembali memaparkannya pula dalam acara Sarasehan: “Trisakti Bung Karno dan Masa Depan Indonesia”, yang digelar dalam rangka memperingati Haul Bung Karno, pada Jumat (21/6/2013), di rumah salah satu tokoh masyarakat Jawa Tengah, Sugeng Setiadi, di Kubangan-Kelurahan Bumi, Lawean-Surakarta.
Sarasehan yang diprakarsai oleh Komunitas Marhaenis-Surakarta ini dipadati para sesepuh dan generasi muda Marhaenis beserta aktivis pelajar dan mahasiswa dari berbagai elemen organisasi se-Surakarta.
Dikatakannya, sepanjang Bangsa Indonesia selalu sadar dan mau bersatu untuk membebaskan diri dari zaman Jahiliah seperti saat ini, maka dirinya yakin Indonesia tidak akan Jahiliah lagi. “Bangsa Indonesia mulai saat ini harus bisa lebih jeli dan cerdas memilih pemimpin ke depan. Kita butuh pemimpin berani yang mampu membawa perubahan dan punya karakter yang kuat seperti Bung Karno. Bung Karno menasionalisasi 180 perusahaan milik Belanda dan asing jadi BUMN,” ungkap tokoh oposisi nasional DR. Rizal Ramli.
Sekali lagi, pakar sekaligus senior di bidang Ekonomi ini mengaku yakin perubahan akan segera dimulai. Indonesia akan mampu bangkit bersamaan dengan diakhirinya kekuasaan pemimpin Jahiliah.