Monday, 1 October 2012

Pancasila Kita Saat ini?


Pancasila Kita Saat ini?
Oleh: A.M Syam

Ketuhanan Yang Maha Esa:
Inilah keyakinan, juga keimanan
Sekaligus pengakuan kalbu
Yang terlahir dalam nurani Bangsaku
Tetapi, jahiliyah mulai menggerogoti
Materialisme jadi kiblat penghidupan
Rakyat kita pun banyak yang tersesat dan terjebak
Karena pemimpin-pemimpin kita banyak mempertuhankan jabatan
Dan masih banyak lagi....



Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab:
Dari sinilah dimulai perjuangan
Siapa kamu... siapa saya, pun makin nampak jelas
Gusur sana, gusur sini hingga ke jurang
Maka muncullah banyak pengemis, pengamen, PSK
Dan yang lebih parah, bahkan ada sedikit yang menjelma sebagai teroris
Serta yang lebih gila, malah banyak yang bersembunyi sebagai koruptor
Karena monopoli dan keserakahan pun makin membuat wajah keadilan jadi tersingkir
Kehalusan akhlak dan budi sudah mulai bermain kasar
Sadisme, anarkis, konflik SARA, sudah seakan menjadi simbol kebrutalan
Di balik kekuasaan ada persekongkolan merajela menindas hak-hak asasi
Dan masih banyak lagi....

Persatuan Indonesia:
Suku, Agama, Ras dan Adat bukanlah masalah
Tapi kepentingan dan ambisi tak jarang memecah persatuan
Gesek, gasak, gosok pun menjadi tontonan umum
Sumatera merasa dianak-tirikan
Jawa sepertinya dibanggakan
Sulawesi seakan hanya dikesampingkan
Kalimantan terasa cuma dimanfaatkan
Maluku seakan disepelekan
Papua-Irian merasa hanya ditindas dan diperas
GAM, RMS, Rakyat Papua pun meneriakkan kemerdekaan
Sungguh...Ibu Pertiwi pun jadi menangis

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
Rakyat sejak dulu setia dan patuh dipimpin
Tapi sejak dulu juga telinga kebijaksanaan sudah tuli
Tangis dan jerit si miskin hanya menumpuk di meja musyawarah
Karena tak sedikit para wakil rakyat kita hanya lebih sibuk mencari hikmat sendiri-sendiri

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
Ini hanya menyegarkan telinga rakyat
Namun, kemiskinan dan penindasan terus membantai rakyat
Bantuan sosial tak jarang pilih kasih dan hanya jadi mantra para koruptorBantuan bencana saja bahkan tak sedikit tersedot ke dalam perut koruptor
Suara rakyat bahkan banyak yang diredam oleh para penjilat

....Begitulah. Mungkin gambar Pancasila kita kini hanya jadi penghias dinding.
Dan mungkin Pancasila kita saat ini hanya jadi simbol di jubah para nasionalis.
Wahai para pemimpin...
Selamatkan dan tunaikan Pancasila kita yang Sakti ini!!!
Jika tidak..., maka boleh jadi Pancasila kelak bakal jadi pengalas kaki kaum imperialis.
------------
Gorontalo, 1 Oktober 2010